Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kendala Bermimpi Besar Terkadang Masalahnya Ada Pada Diri Kita Sendiri

Gambar : Google

Semua orang bisa bermimpi. Dari yang sederhana hingga paling besar. Saya sendiri memiliki mimpi yang sederhana. Tapi entahlah menurut kalian, ini besar atau biasa saja. Menjadikan blogger sebuah profesi adalah bagian dari mimpi saya yang ingin berguna bagi nusa dan bangsa. Tunggu dulu, bukan mimpinya yang kurang menarik. Tapi masalahnya, bisakah kita mengalahkan diri sendiri?

Akhirnya saya harus mengucapkan selamat datang kepada Juni, bulan keenam dari separuh jumlah bulan dalam satu tahun. Waktu saya untuk bertahan semakin sempit saja. Ya sih, sebagian mimpi sepertinya sudah berjalan tepat. Hanya saja saya malah terkendala dengan masalah diri sendiri.

Taklukkan diri sendiri

Saat semua berjalan sesuai passion, saya harus berhadapan dengan masalah orang lain yang harus saya ikut urusin juga. Ibaratnya kompetisi balap mobil yang isi penumpangnya dua orang, saya harus segera menyelesaikan balapan hingga akhir bersama rekan saya.

Sayangnya, rekan saya ini lagi-lagi kurang memahami maksud dari apa yang saya harapkan. Memang kendaraan yang digunakan sudah benar. Tapi saya tak mungkin membawa rekan dalam satu kendaraan yang punya masalah pribadi semisal mabuk perjalanan. Ini membuat perjalanan saya semakin terhambat.

Sebagian orang memiliki kemampuan luar biasa. Namun untuk mengembangkannya, tetap dibutuhkan diri sendiri untuk menaikkan level dari kemampuan yang dimiliki.

Bereskan masalah yang ada pada diri sendiri dulu. Baru orang lain kemudian lingkungan dan negara menjadi tujuan. Kadang ini yang membuat seseorang berhenti bermimpi karena telalu banyak masalah pribadi yang belum terselesaikan.

...

Saya sekarang masih membutuhkan rekan untuk menemani saya mengejar mimpi-mimpi yang belum terselesaikan. Namun bila keadaannya tidak berubah, mau tidak mau saya harus meninggalkan juga pada akhirnya.

Ini bukan soal hubungan baik dan buruk terhadap sesama. Hanya saja, sebuah mimpi rasanya yang dapat menyelesaikan hanya orang yang memiliki mimpi saja.

Semua sudah diberi kesempatan untuk belajar dan menangkap peluang. Bila tetap terbuang, ya tolong maafkan saya. Lagi-lagi saya akan jadi orang jahat untuk tidak mempertahankan orang yang baik disisi saya.

Mari hadapi kenyataan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh