Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tantangan Blogger : Menciptakan Konten yang Tidak Ada



Menciptakan sesuatu yang tidak ada terkadang seolah menerima tantangan. Apa menariknya? Atas dasar apa? Siapa yang akan membaca? Pikiran seolah menendang-nendang untuk berani mencoba atau sekeda angan-angan belaka.


Bulan puasa dan beberapa jam waktu berbuka. Cuaca yang cerah menemani roda sepeda berputar yang entah kemana dan maunya apa waktu itu. Hanya ada satu keinginan bahwa pasti ada sesuatu yang menarik untuk dikupas layaknya menikmati buah mangga.

sebagai seorang blogger tentu tak seribet para jurnalis sebenarnya. Tidak ada deadline atau paksaan berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang sedang hot atau layak diangkat ke meja redaksi.

Blogger bergerak dengan keinginannya sendiri, mencoba menggunakan intuisi dan bila lelah, hanya pulang dengan hal biasa. Tantangan kali ini adalah bagaimana membuat konten di bulan puasa. Ah, mana ada Semarang pasar Ramadhan. Agak berbeda dengan kota Samarinda yang tiap jalan selalu ditemukan.

Semarang memang selalu menarik untuk dikupas. Sukanya tersembunyi dan bila sudah ramai, akan banyak yang sama dan sisi bisnis lebih banyak bicara.

Menuju kawasan yang tiap bulan puasa saya kunjungi, feeling saya benar bahwa disini akan selalu ramai. Memang ini bukan pasar Ramadhan yang saya bayangkan tapi saya akan menceritakannya lewat gambar saja.

Sebagai blogger saya memang malas melihat sisi lebih dalam atau mengambil sudut pandang dari wawancara. Toh, ini kurang lebih sama. Yang saya berikan hanya sudut pandang saya yang akan saya beritahu.

Dilema memang. Tapi inilah tantangannya. Banyak hal menarik tapi tak tersentuh dan kurang diekspos meski mereka tidak ingin. Kembali lagi dari diri seorang blogger ketika ditanya mengapa saya menuliskannya.

...

Menciptakan konten yang gak ada tentu buat pusing sendiri. Apalagi media mainstream pasti sudah ada yang mengulas. Belum lagi banjirnya media online yang kini jauh lebih banyak di Semarang.

Jadi, apa yang harus dilakukan?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh