Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tips Curhat di Facebook Biar Aman


[Ini adalah artikel keempat kategori Facebook] Tidak ada yang aman, kok. Malah lebih baik nggak usah buat status di Facebook. Tapi ya namanya manusia ya. Kadang khilaf dan generasi sekarang kalau nggak curhat di medsos, gimana gitu. Tertarik, lanjut bacanya.


Sebulan kemarin, saya mencari media sosial yang tidak dikenal sama sekali dan tidak ada teman-teman saya di sana. Saya berhasil menemukan beberapa tapi tetap nggak sreg. Kira-kira apa ya, media sosial yang bia buat curhat tapi nggak ketahuan orang lain.

Ternyata nggak jauh-jauh amat apa yang saya inginkan tersebut. Saya baru sadar bahwa Facebook punya sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan bakalan sangat menarik bila dibaca di masa depan.


Buat status private (Only Me)

Begini kalau sudah kebiasaan dan tidak pernah mengexplore apa yang sering digunakan. Ya, Facebook memiliki pengaturan untuk membuat status kita lebih aman.

Caranya malah sangat mudah, saat mengisi kolom update, ada pengaturan di bawah kanan sebelah kotak Post yang nantinya diklik. Tinggal ubah saja dari Public menjadi Only Me. Mudah, kan!

Mengapa sih kita butuh curhat?

Salah satu alasan kita menuliskan apa yang kita rasakan lebih karena perasaan depresi, bahagia atau suka cita. Dalam postingan ini, saya lebih bahas soal update status nggak jelas yang berhubungan dengan duka, sedih, marah dan tidak suka.

Dari kriteria tadi, semuanya merupakan ciri-ciri depresi yang dapat mempengaruhi sikap kita selanjutnya. Untuk menghilangkan depresi tersebut, kita butuh membuangnya dari pikiran. Hadirnya media sosial sebenarnya baik juga untuk ini, asal tidak kebablasan. Untuk membuang pikiran kotor tersebut, kita butuh media seperti media sosial. Dan salah satunya, Facebook.

Setahun kemudian

Facebook yang memiliki fitur 'momen' kadang membuat kita geli sendiri saat membaca status kita setahun kemudian. Bayangkan betapa indahnya hidup yang kita lalui setelah setahun karena membaca kealayan kita.

Semoga saja harapannya begitu, bisa saja ada yang tidak suka dengan momen saat Anda merasa sedih atau berduka. Momen tersebut malah membuka kembali lembaran lama yang sudah kita tutup sebelumnya.

...

Intinya, saat pikiran kalut dan tangan gatal mau ngetik status yang berhubungan dengan nyampah/buruk/gak jelas, lebih baik gunakan pengaturan ONLY ME semisal pake facebook.

Nah, karena Facebook punya fitur 'Memori' maka kita dapat melihat status nyampah tersebut setahun kemudian. Kita seperti tersadarkan betapa malang/buruknya diri kita dulu. Kalau ngambil positifnya, kita akan lebih dewasa karna itu.

Alasan lain mengapa diprivate juga agar orang lain yang melihat kita di Facebook tidak bete, boring atau ngata2in kita gimana gitu. Apalagi orang yang membangun personal branding. Hmm..

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh