Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kue Bingka, Peneleh dan Cara Mengemasnya




[Ini adalah artikel kelima kategori kuliner] Saya menyebutnya makanan ini sebagai kue bingka. Kue yang berbentuk bulat dan menjadi favorit hingga saat ini. Sayangnya, untuk dapat menikmatinya tidak semudah saat berada di Samarinda. Dan saya baru tahu kalau kuliner ini ada yang menjual dalam bentuk kemasan.

Bila Anda mencari tahu lewat Wikipedia, kue Bingka merupakan  kue yang menjadi ciri khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Rasanya sangat manis, lemak, dan lembut. Bingka merupakan salah satu kue yang dipakai dalam tradisi Banjar untuk menyajikan 41 jenis kue untuk acara-acara istimewa seperti pernikahan. Meski dapat ditemukan sepanjang tahun, bingka menjadi primadona pada bulan Ramadhan karena dianggap cocok berbuka puasa.

Kue Bikang Peneleh

Harus saya akui, pengetahuan dunia kuliner saya sangat terbatas. Maka jangan heran saat saya menemukan kue Bikang ini di rumah beberapa waktu lalu membuat saya girang setengah mati. Rasa kangen terhadap kue yang biasa disantap puasa akhirnya terbayar sudah. Soal nama, antara bingka dan bingkang, memang berbeda. Tapi rasanya tetap sama menurut saya.


Saya baru tahu tentang kue Bikang Peneleh ini dari sini. Ternyata sudah ada yang membuat dalam bentuk kemasan kotak seperti gambar di atas. Kuliner yang masih sulit saya temukan di Semarang ini rupanya menjadi favorit di Surabaya.

Saya googling tentang kue ini dan berhasil menemukan di salah situs yang beralamat wisatakuliner.com. Postingan yang dibuat tahun 2011 tersebut menuliskan nama Peneleh adalah daerah yang berada di Surabaya.

Kue yang termasuk jajanan tradisional ini memang mencuri perhatian saya, terlebih cara mengemasnya yang ditaruh dalam kotak. Saya pikir masih belum ada. Ternyata sudah banyak dan membuat saya menuliskannya di sini.


Untuk link Peneleh sendiri sudah saya taruh di atas. Sedangkan foto-foto ini merupakan hasil jepretan saya. Kue ini dibawa oleh penghuni rumah yang datang dari Surabaya.

...

Saya jadi penasaran, apakah di Samarinda juga sudah membuat kemasan seperti ini. Bila sudah, maafkan saya yang tidak update soal kuliner bingka ini.

Dengan membuat kemasan, kue Bingka tidak sekedar dapat dinikmati hanya saat momen bulan puasa, tapi bisa dinikmati hari-hari biasa. Apalagi demi kepentingan wisata, tentu menjadi sesuatu yang menarik saat dibawa pulang.

Alhamdulillah, saya bisa makan kue ini lagi setelah lama tidak pulang ke Samarinda. Semoga ada yang mengirimkannya. Hehe.. *Masih ada 1 kue lagi yang dibuat dalam kemasan. Belum diposting, tuggu aja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh