Pria Tidak Berdaya

Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Lucu juga ya penamaannya. Tapi aku pernah denger kalau kue bandung tuh bener-bener ada kuenya. trus cara masaknya juga beda sama martabak manis/terang bulan. Cuman karena blm pernah makan jadi aku juga ngga tahu hehe. Martabak manis sama terang bulan aja sebenarnya juga beda lho, bedanya di keempukannya. Terang bulan lebih empuk dan banyak menteganya, rasanya juga sangat banyak variasinya dibandingkan martabak manis.
BalasHapusBegitukah :)
HapusTerima kasih sudah berkunjung