Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Terang Bulan, Kue Bandung dan Martabak Manis di Semarang


[Ini adalah artikel keduabelas kategori Semarang] Saya mengenal kuliner ini dengan nama terang bulan (Samarinda). Namun saat datang untuk pertama kalinya ke Semarang hingga sekarang, kuliner ini ternyata bernama Kue Bandung atau juga Martabak Manis. Ada nama lainnya?

Tinggal di Semarang dari tahun 2007, ternyata postingan di blog personal saya ini masih sedikit. Apalagi yang ini, baru kedua belas. Jelas saja sedikit, semua yang berhubungand dengan Semarang, sudah saya post di blog dotsemarang. Hehe..

Kue Bandung?

Kaget? Ya, nggak kaget-kaget amat juga. Begitu dulu saat baru pertama tahu. Alih-alih mencari tahu mengapa dinamakan kue Bandung, saya hanya bisa diam menggigit tiap bagian kuliner yang biasa dijumpai malam hari. Sama kok, rasanya. 

Waktu terus berlalu dan tanpa sadar sudah tahun 2016. Meski tidak ada perbedaan dari segi rasa, ternyata beberapa netizen yang menulis tentang kuliner ada yang memberi pendapat berbeda.

Penasaran? Saya coba searching di google dan baru kali ini mencarinya, hingga ketemu wikipedia. Alasan nama kuliner ini di Semarang disebut Kue Bandung adalah
Hal ini disebabkan kue tersebut dibuat oleh orang Bangka yang menetap di Semarang, yaitu keluarga Cen (Pinyin : Zeng), generasi ke-4 dari leluhur yang bernama Cen Khian Sam (Pinyin : Zeng Quan San). Nah keluarga Cen ini berjualan martabak manis di Jalan Gajah Mada, bersebelahan dengan seorang Hakka (Khek) bernama Moi Yan yg berdagang Mie Bandung, yang sangat laris di masanya. Biar sama-sama laris, maka martabak manis buatan Koh Cen disebutlah Kue Bandung.(Wikipedia).

*Oh begitu.

...

Sekarang saya sudah tahu mengapa dinamakan Kue Bandung kalau di Semarang. Terlepas dari banyak nama, kuliner ini buat saya merupakan kuliner favorit. Meski jarang-jarang gitu, makannya.

Apakah Anda suka juga?

Artikel lain tentang Semarang :

Komentar

  1. Lucu juga ya penamaannya. Tapi aku pernah denger kalau kue bandung tuh bener-bener ada kuenya. trus cara masaknya juga beda sama martabak manis/terang bulan. Cuman karena blm pernah makan jadi aku juga ngga tahu hehe. Martabak manis sama terang bulan aja sebenarnya juga beda lho, bedanya di keempukannya. Terang bulan lebih empuk dan banyak menteganya, rasanya juga sangat banyak variasinya dibandingkan martabak manis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitukah :)
      Terima kasih sudah berkunjung

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh