Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jodoh Ada Disekitar Anda


[Ini adalah artikel ketujuh kategori pria 30 tahun] Jodoh itu ternyata ada disekitar saya, kata pria paruh baya yang saya temui sore kemarin. Beliau mungkin saat ini sudah menginjak usia 40 tahun lebih. Jadi cerita pria 30 tahun kali ini bukan cerita tentang saya, tapi cerita orang lain.

Pria yang mungkin pantas disebut bapak ini sudah memiliki 2 anak saat ini. Pekerjaannya cukup banyak, salah satunya menjaga sebuah klinik. Baginya uang adalah raja yang digunakan untuk menghidupi keluarga tercinta.

Menikah usia 30 tahun

Entahlah, apakah saya sedang berjodoh dengan bapak ini. Garis hidupnya mengenai jodoh rupanya dijalani saat ia berusia 30 tahun. Saya pikir, pria yang menikah diusia tersebut adalah pria masa kini dan hidup di jaman serba teknologi. Rupanya saya salah, itu bisa terjadi juga pada bapak ini (mungkin 10 tahun lalu).

Mendengar kisahnya, saya jadi malu dan banyak belajar dari kisah hidup beliau. Mau tak mau saat ini, beliau banting tulang mengurusi keluarganya, terutama anak-anaknya yang saat ini bersekolah.

Saya mengenal beliau dulunya karna ia bekerja di lingkungan dekat rumah. Beberapa kali saya meminta tolong untuk pekerjaan yang saya tidak bisa lakukan. Dan ia menjawabnya dengan baik, pekerjaannya beres.

Soal jodoh, saya menangkap sesuatu yang menarik dari beliau. Pria yang pernah punya pacar masa mudanya lebih dari 3 kali ini, menemukan jodohnya ternyata sangat dekat. Jodoh itu ada disekitar, nggak perlu mencari yang jauh, katanya.

Saya percaya itu karena beliau adalah bukti nyatanya. Mungkin suatu hari kelak, jodoh saya juga ada disekitar saya. Termasuk Anda semua.

Yang perlu digaris tebal sebelum bertemu jodoh, bekerja keraslah dengan sebuah pekerjaan sekarang ini. Jangan sampai saat anak-anak Anda bersekolah nanti, Anda masih bekerja keras meski usia Anda tidak muda lagi. Tentu ini jadi kekhawatiran tersendiri buat siapapun.

...

Saya harus akui saat bertemu beliau dan menawarkan minuman, hati saya bergejolak. Mengapa saya harus menemui bapak ini? Pake adegan traktir minum kopi segala.

Ternyata, saya malah dapat cerita bagus dan pengalaman yang memperkaya wawasan saya hari itu. Saya yakin, jodoh memang nggak kemana dan berada disekitar. Seperti mencari Pokemon saja kalau begitu.

Tapi ketahuilah tipsnya sebelum jodoh itu datang atau sudah siap, Anda melamarnya, bekerja keraslah sejak sekarang. Nanti Anda akan merasakan betapa berat ketika uang itu sulit didapat. Terutama buat keluarga kecil yang ingin Anda bahagiakan.

Gambar  : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh