Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Chelsea Juara Liga Inggris Musim 2016/2017


Setelah Leicester juara musim kemarin, tidak ada lagi kejutan yang luar biasa dari sang juara yang kali ini diambil alih oleh Chelsea. Harus saya akui harapan untuk melihat Manchester United juara masih agak lama sepertinya. Selamat buat Chelsea yang juara musim 2016/2017.

Ketika klub-klub besar di Liga Inggris juara, itu menurut saya biasa saja. Hadirnya Antonio Conte menjadi manajer baru musim ini yang datang dengan segudang prestasi, memang sesuai harapan si pemilik Chelsea. 

Namun jangan lupa bahwa musim ini datangnya Guardiola dan ditunjuknya Mourinho sebagai manajer MU membuat Liga Inggris punya sesuatu yang dianggap lebih besar dari liga-liga lain. Meski diakui tim-tim Inggris tak berjaya di Liga Champions dan hanya menyisahkan MU yang berharap mendapatkan gelar juara Eropa yang dianggap kelas 2.

Didepaknya Claudio Ranieri dari Leicester

Kalau kamu mengikuti perkembangan sepakbola, khususnya Liga Inggris tentu masih ingat bagaimana sang juara penuh kejutan, Leicester, mendepak pelatih yang berhasil memberikan juara. Apalagi untuk sekelas Leicester yang merupakan bukan tim favorit.

Perhatian publik mungkin akan teralihkan oleh persaingan para pelatih top semacam Guardiola yang untuk pertama kali mencicipi Liga Inggris musim ini. Ia harus berhadapan kembali dengan Mourinho, Kloop dari Liverpool, dan Wenger dari Arsenal serta pelatih lainnya.

Ini bisa jadi warning buat Conte di musim berikutnya. Semua tim bakal lebih hebat lagi dari musim ini. Dalam sebuah kompetisi, mempertahankan memang terasa sangat sulit.

Apa yang bisa kita petik pelajarannya kali ini? Chelsea mengajarkan kita bahwa menjaga konsisten hingga akhir musim memang sebuah keharusan. Dan sangat penting saat melakukan kesalahan, kita mengubahnya menjadi sesuatu yang berharga.

Chelsea berhasil mengamankan juara setelah menang 1-0 melawan West Brom dan poinnya sulit terkejar oleh peringkat di bawahnya, Tottenham Hotspur.

Belajar dari dipecatnya pelatih Leicester meski memberikan gelar juara, Chelsea harus mempersiapakn diri dengan matang, khususnya sang manajer Antonio Conte bila tidak ingin bernasib sama dengan Raneiri atau pelatih Chelsea terdahulu yang sekarang menjadi bos Manchester United, Mourinho.

Musim depan, saya berharap MU yang juara.
Gambar : Google

Artikel terkait 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh