Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

LBI Mulai Kehilangan Gairah??


[Artikel 45#, kategori LBI] Sudah 2 pekan ini, hingga tulisan dibuat sekarang, LBI terasa kurang bergairah. Salah satu alasannya adalah tidak ada komentar satu pun di kotak komentar blog peserta. Mungkin ini dampak kompetisi panjang yang merupakan pertama kalinya diterapkan konsep Home & away seperti liga dalam sepakbola.

Saya tidak terlalu kecewa ketika peserta satu demi satu hanya bertahan beberapa pekan. Mereka seperti mengulang dosa musim sebelumnya. Semangat di awal, kemudian menghilang tak ikut kompetisi yang sedang berjalan. 

Saya tidak kecewa karna musim ini saya menerapkan registrasi. Mereka yang mengikuti benar-benar bloger terpilih mengingat mana ada kompetisi blog yang memungut biaya pendaftaran seperti LBI di musim kelimanya. Ketika mereka memutuskan pergi, mereka seharusnya berpikir rugi. Tapi entahlah, hati manusia tak ada yang bisa mengukurnya.

Saya akui kompetisi panjang membosankan

Dari kacamata peserta, mungkin mereka berpikir bahwa kompetisi ini mulai kehilangan gairah bagi mereka. Konsisten masih sangat sulit buat sebagian, dan belum lagi tema yang dikerjakan di luar kepala semua alias tak pernah mereka sadari disekitarnya.

Meski menyandang status sebagai bloger, mereka juga punya aktivitas lain seperti pekerja, mahasiswa dan lainnya. Wajar saja bila menulis itu terasa sangat berat saat dihadapkan dengan aktivitas yang menunggu deadline.

Dari kacamata saya sendiri, saya akui kompetisi panjang juga membosankan. Saya sangat lelah, fokus saya hilang, aktivitas saya ternyata sudah segudang. Tidak ada lagi yang namanya rekan atau teman yang bisa saya harapkan. Mereka sudah punya jalannya masing-masing. 

..

LBI sudah memasuki pekan 21. Masih ada 8 minggu lagi alias 2 bulan menyelesaikannya. Melihat peserta yang sudah tidak lagi berkunjung ke blog peserta lain, maksudnya berkomentar, ini berarti LBI mulai kurang bergairah pendapat saya.

Apakah ini artinya kompetisi ini akan saya istirahatkan dulu tahun depan? Saya sedang merencanakannya sebenarnya. Mau tidak mau, demi kebaikan saya terutama.

Saya sudah tidak tahu lagi harus berkata apa. Semoga para peserta Liga Blogger Indonesia musim ini bisa menyelesaikan kompetisi sampai akhir. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh