Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Istilah 'Kami' di blog dotsemarang Terinspirasi dari Majalah Maxim

[Artikel 62#, kategori dotsemarang] Tahun 2017 ini, saya lebih menyukai kata 'KAMI' ketimbang dotsemarang dalam menyebutkan diri sendiri. Selain membuat penulisnya terasa nyaman, saya sendiri, 'kami' juga terinspirasi dari majalah Maxim Indonesia. Sebagai pria, kamu setidaknya tahu tentang majalah pria seperti ini.

Saya tahu ini rahasia blog dotsemarang sebenarnya. Meski yang kenal saya juga akan berkata 'gak .. gak rahasia banget juga'. Tapi saya melihat orang-orang baru yang baru mengunjungi blog dotsemarang, saya hanya ingin bilang, 'Kami itu bukan berarti banyak orang dibalik dotsemarang itu sendiri. 

Istilah 'kami' hanyalah pemanis dalam tulisan agar saya lebih percaya diri untuk bercerita dan memanjakan tangan saya yang terkadang bertarung dengan otak saat rasa lelah mengalahkan semangat. Seperti ini contoh kalimat yang menggunakan kata kami di blog dotsemarang :

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, jarang sekali kami bisa merasakan momen launching sebuah bioskop layaknya kota-kota lainnya. Maklum bioskop di sini sudah hadir lebih dulu sebelum kami eksis bersama Kofindo - Postingan review bioskop Cinemaxx.

Soal majalah Maxim itu sendiri sepertinya saya pernah beli. Tapi tidak berkali-kali mengingat kontennya bisa saya lihat juga lewat situsnya. Saya berlangganan feed mereka. Kalau mereka baca, semoga mereka senang saat saya menyebut nama majalah mereka di blog pribadi saya ini.

Saya terinspirasi dari situs majalah Maxim, kalau majalahnya sangat jarang membelinya sekarang ini.

Tidak mudah mendapatkan rasa nyaman dalam sebuah tulisan khususnya di blog. Semua bloger tentu punya kata penyemangat sendiri. Saya pikir semua hanya soal waktu dan pengalaman. Bila kamu tidak menemukan rasa nyaman dalam menulis, maka teruslah bertahan dan kamu akan menemukannya suatu hari kelak.

Gambar : Screenshoot Google Image

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh