Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Frustasi Ngeblog, Saya Pun Sulit Mengatasinya


[Artikel 69#, kategori blogger] Ketika bicara kesukaan atau hobi, semua orang memiliki kekuatan tanpa batas rasanya saat bicara aktivitas. Saya tak menampik bahwa saya pun demikian. Namun saya juga sama seperti kebanyakan dari kalian saat berada dititik frustasi, bukan jenuh, dan tidak bisa berbuat apa-apa saat didatangi hal tersebut.

Hari ini seperti hari kemarin dan kemarinnya lagi. Ide-ide tetap mengalir seperti biasa. Semua ditampung dan tanpa sadar wadah penampung tersebut sudah sangat penuh. Ya, ini waktunya mengeluarkan satu per-satu.

Yang terjadi, tidaklah semudah apa yang dipikirkan. Buka laptop, konek internet dan menulis saat itu juga. Sebelumnya, saya berpikir bahwa tubuh butuh peregangan dan pembakaran, satu-satunya yang saya sukai tiap pagi adalah bersepeda.

30 menit berlalu, dan sudah kembali dari Simpang Lima, tubuh bereaksi untuk memakan sesuatu. Kebenaran meja makan sudah ada telur yang dimasak saudara, saya. Ia memasak sudah beberapa jam sebelumnya saat babak pertama pertandingan bola. saya sengaja memakannya nanti-nanti, takut aktivitas ngeblog saya terganggu bila kekenyangan.

Setelah sarapan dan merasakan kenyang, tubuh malah tidak bisa diajak akur untuk bekerja. Vitamin yang diharapkan dapat menghancurkan racun agar tubuh kembali segar pun tak berguna. Waktu terus berlalu, dan saya sudah banyak membuangnya.

Saya benar-benar frustasi untuk ngeblog hari ini.Rasanya aneh dengan cara yang biasa saya lakukan untuk memberi semangat tubuh agar tahan banting saat bekerja.

Titik ini datang dengan segala masalah yang berakibat sangat dasyat dalam hal produktivitas saya. Saya tidak bisa melawan dan hanya pasrah dengan sang pembunuh waktu. Jangan heran ketika aktivitas Twitter dotsemarang tidak berjalan normal pagi hari. Saat itu, saya sedang berteman dengan yang namanya frustasi. Rasanya semua sia-sia.

...

Mereka yang melakukan rutinitas dengan perasaan senang saja bisa dihinggapi rasa frustasi, bagaimana dengan kamu yang menganggap aktivitas yang dijalani sekedar ingin eksis dan berharap kedudukan yang sama dengannya. Saran saya saat kita berada di kondisi yang membuat malas melakukan, sebaiknya memang tidak melakukan.

Berikan waktu buat tubuh untuk beristirahat, menikmati asupan energi, dan mengatakan padanya bahwa ini akan segera berlalu. Tenanglah, dan coba piknik sejenak. 

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh