Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Impian Pernikahan Pria 10%


[Artikel 6#, kategori pria 31 tahun] Saya memikirkan bagaimana keluarga saya saat menikah nanti. Si Istri adalah wanita modern yang menyukai pekerjaannya dan baginya, pekerjaan adalah hidupnya. Sosok seperti ini mengingatkan saya pada istri David Beckham. Sedangkan saya sendiri?

Menikah, semua orang menginginkannya. Begitu juga saya, meski diusia saat ini tidak mudah. Tapi saya tetap berharap beberapa tahun mendatang, saya bisa menikah dengan seorang wanita (tentu saja).

Saya suami yang akan menghabiskan banyak di dalam rumah

Kenyataannya tidak seperti apa yang saya bayangkan bila merujuk profesi saya saat ini, blogger. Terkadang saya malah kebanyakan keluar rumah saat ada liputan, undangan launching atau mendatangi event yang tidak terduga. 

Tapi sejatinya, saya menyukai rumah. Ngeblog paling nyaman memang di rumah. Bila lelah ngeblog, saya akan beraktivitas layaknya ibu rumah tangga seperti bersih-bersih dapur, kamar mandi, memasak air, hingga memotong rumput dipekarang rumah. Semua aktivitas ini sudah biasa saya jalani hingga saat ini.

Saya tidak rewel soal makanan tapi menginginkan sesuatu yang dapat mengisi rasa lapar yang kadang melanda tiba-tiba. Kadang menggunakan alasan untuk kebaikan menulis dan kadang, nafsu makan yang disebabkan vitamin yang saya konsumsi membuat ingin makan terus.

Saya menyukai film Drama Korea hingga film India. Seharian menonton lewat layar Smartphone, tak membuat saya bosan dan bahkan menghabiskan waktu di sana. Aneh? Tidak juga, kecuali sifat saya sebagai manusia yang malah malas bertetangga. Maklum, sekitar rumah yang seumuran sangat jarang.

Impian istri saya

Namanya juga impian, bisa datang benaran dan malah tidak ada sama sekali. Saya memikirkan pernikahan saya seperti ini saat saya bersepeda hari ini (21/9). Istri saya tidak menuntut pria yang sempurna dari saya. Yang dibutuhkannya, ia bebas berekspresi dengan pekerjaannya dan saya tak perlu memikirkan bagaimana soal masa depannya bila bicara pemasukan alias uang.

Baginya, suami yang baik adalah yang mampu memberinya rasa nyaman saat ia pulang bekerja dan menyayanginya layaknya seorang ayah kandungnya yang selama ini dikaguminya. Apakah dia seorang wanita mandiri? Sepertinya begitu.

Saya tak menampik bahwa saya memikirkan film my wife of gangster saat menulis ini. Dia sangat kuat namun membutuhkan pria yang berada di rumah saat ia pulang. Memeluknya, bertanya bagaimana kabar hari ini, menyentuhnya saat ia lelah atau menginginkan seks atau membantunya memasak saat timbul hasrat sebagai perempuan pada umumnya.

Bagi orang lain, saya memang tidak sempurna. Namun baginya, saya lebih dari cukup. Ia bermimpi anak-anaknya mendapatkan kasih sayang dari dia dan saya sebagai ayahnya. Karena istri saya, bukan wanita ideal untuk menjadi seorang ibu. Namun ia berusaha belajar menjadi yang terbaik.

Dia benar-benar wanita sibuk, meski begitu ia selalu jujur dan tak pernah tergoda pria lain. Pengalamannya sebagai wanita, membuatnya semakin tangguh. Saya menyukai pagi hari saya saat seharusnya saya bangun lebih awal, dia tiba-tiba membangunkan saya dan memasak sebelum ia pergi bekerja. 

Itu sungguh luar biasa. Mimpi yang biasanya hanya ada di film, saya sangat menginginkannya. Apakah saya tidak berguna? Apakah saya cukup aneh? Entahlah, semua tergantung imajinasimu memikirkan pria seperti saya. Yang jelas, saya berharap demikian.

...

Hey, ini hanya sebuah impian pernikahan saya saja nanti. Jangan dianggap serius. Kalau dipikirkan, ini tidak mungkin dan semua wanita akan setuju, saya hanya bermimpi dan tidak berguna.

Menjadi pria 10%, itu memang akan sulit diterima. Saya percaya dengan impian dan mimpi saya ini. Hanya tinggal perempuannya saja, saya tidak yakin ini ada. 

Bila suatu hari nanti ini meleset, saya hanya bisa berkata bahwa ternyata meleset. Bila ini menjadi kenyataan, maka saya akan berkata, tuh kan benar. Semua yang dilakukan asal dilakukan dengan sebuah niat, pasti ada jalan. 

Bagaimana mimpi saya ini menurutmu?

*Pria 10% adalah pria yang tidak banyak ada dan sama. Mereka memilih berbeda karena mereka mengaku istimewa. Baginya tidak menjadi pria 100% bahkan 90%, ia tengah melawan pakem yang sudah banyak selama ini beredar. Atau istilahnya antimainstream.

Artikel terkait :

Komentar

  1. Berbahaya juga punya impian semacam ini. Jadi punya niatan tidak menafkahi istri dalam bentuk materi ya? Dunia terbalik, kasian anak istrinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau km lihat sudut pandang seperti itu, mungkin kamu benar.
      Itu si suami punya kerjanya di rumah, dan penghasilannya besar meski kalah dengan istrinya yang kerja di perusahaan.

      Jangan mikir yang sama dengan yang lain, seperti nyuruh naik sepeda motor ketimbang sepeda. Kalau jaraknya jauh, pasti lebih cape sepeda daripada motor. *pemikiran pada umumnya.

      Hapus
  2. Kalo impianmu terwujud tapi cuma sebatas istri untuk status & intimasi aja piye, Mas? Maksudnya ya kamu silakan tetep bertahan dengan idealisme pekerjaanmu dan istrimu nanti ngga akan berkontribusi apapun untuk keuanganmu, atau ya dia cuma bayar sesuai dengan porsi yang dipakainya aja (listrik, air, gas, dll)? Mau?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh