Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Hadir di Acara Jaya Metro Hingga Komukino Fest 2017


[Artikel 70#, kategori aktivitas] Minggu (17/12) yang sangat padat untuk aktivitas yang paling disukai banyak orang untuk beristirahat dari rutinitas. Sebagai bloger, tentu saya tidak bisa memilih waktu saat ada acara seperti ini. Mau tidak mau, saya harus melakukannya.

Apakah aktivitas ini menyenangkan? Tentu saja meski rasa lelah tidak bisa disembunyikan. Saya harus memulai aktivitas hari minggu ini dari jam 7 pagi. Berangkat dari rumah dengan bersepeda, tujuan pertama saya tetaplah Car Free Day di Simpang Lima.

Karena waktu acara selanjutnya jam 11 siang yang dilaksanakan di Nestcology, saya sudah membawa beberapa pakaian ganti tentunya. Rencananya selesai CFD, saya langsung pergi ke mal Ciputra yang lokasinya di Simpang Lima juga.

Namun sepertinya baru kali ini saya terlalu cepat datang. Jam 9.30 wib, saya dan pengunjung lain masih harus menunggu petugas security membuka pintu. Pengalaman pertama yang beginian rasanya.

Setelah berganti pakaian dan mencuci muka di toilet mal, saya langsung menuju acara utama, yaitu gathering penarikan undian promo spektakuler akhir tahun dari Jaya Metro, developer rumah yang terkenal dengan perumahannya di Semarang, Pandanaran Hills.

Tugas saya di sini sebagai influencer. Tentu lah kalian tahu apa yang saya lakukan dengan beberapa bloger lain yang turut hadir. Reviewnya nanti akan saya taruh di blog dotsemarang.

Jam 2 siang lebih, acara pun berakhir. Saya terpaksa tidak mengikuti konferensi pers acara Komukino Fest 2017 yang direncanakan jam 12 siang. Acara dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang ini dilaksanakan di kawasan Kota Lama, yakni Monod Huis. Tema acaranya lebih ke sisi budaya, nanti saya ulas di blog dotsemarang juga.

Dalam rangkaian aktivitas seharian ini, sepeda saya yang saya bawa dari rumah, saya taruh di parkir mal. Selanjutnya saya menggunakan transportasi online, Uber, untuk menjangkau keseluruhan tempat. Setidaknya fisik lebih baik dengan menggunakan kendaraan ketimbang bawa sepeda untuk semua aktivitas.

Hal yang menarik dan pertama kali selama naik transportasi online, Uber, adalah mendapatkan driver yang sama kedua kalinya. Sebelumnya si driver pernah mengantarkan saya saat pergi ke Unnes dalam rangka acara road to campus Asian Games 2018. Cerita tentang ini, ada di sini.

...

Syukulah, segala aktivitas berjalan lancar semua hari minggu ini. Menjadi bloger kini tidak sekedar berada di depan layar. Butuh fisik juga dan kemauan untuk melakukannya.

Benefit yang diterima bukan karena kita lebih baik dari yang lain. Namun berasal dari usaha kerja keras yang konsisten dan doa. Saya yakin, semua punya harapan yang diutarakan dengan doa.

*Soal saya berganti pakaian dan tidak mandi, sepertinya saya tidak banyak mengeluarkan keringat saat CFD. Saya cuma bersepeda dan kebanyakan duduk mengamati orang-orang beraktivitas selama CFD.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat