Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo Desember 2017


(Artikel 37#, kategori catatan)
..
Banyak konflik terjadi
Banyak hati yang terbagi
Dan banyak cerita yang akhirnya tidak jadi
Sebulan lagi, kita akan bersiap menyambut pagi di tahun baru lagi.

Selamat datang Desember. Akhirnya setelah perjalanan sangat panjang, kini sampai juga pada akhir tujuan. Saya harus bergegas dengan tujuan baru di tahun depan. Sebelum memikirkannya lebih jauh, saya akan menghabiskan waktu tersisa dengan beristirahat sejenak. Membuat tubuh kembali normal, menikmati udara dengan rasa malas mendera dan merenungkan tujuan apa saja yang sudah tercapai.

11 bulan perjalanan, saya harap tidak sia-sia. Semua dilakukan dengan rasa suka cita meski diselimuti duka. Desember tiba, permasalahan yang ingin saya kurangi adalah memanage perasaan. Perasaan saya tidak karuan, antara mencari pelabuhan dan rasa iri hati yang membuat saya bisa berubah seperti tokoh Hulk.

Bila hati yang memekarkan rasa kasih sayang bisa diatasi, tidak dengan rasa iri hati yang saya takuti. Bila ini terjadi, saya jadi ingat orang yang pernah punya perasaan seperti ini saat awal-awal saya tiba di Semarang. Saya merasakan betul bagaimana menjadi dia. Marah, benci, dan sakit. Namun saya tidak ingin menjadi kembarannya. Saya harus menghindari sifat tersebut.

Pekerjaan yang dibangun dari rasa suka masih berjalan lancar dan saya masih sangat bangga. Dan menutup tahun, saya semakin sibuk untuk ini. Saya harap bulan desember masih terus diberi kelimpahan, baik rejeki maupun kesehatan.

Soal asmara, sepertinya saya sudah mengkesampingkan perasaan tersebut. Sebenarnya saya ingin menulis cerita dengan lembaran baru. Namun sepertinya belum bergairah membukanya. Saya mencoba bertahan dengan prinsip bahwa wanita cantik dan baik, pasangannya kurang lebih sama, ganteng dan baik plus berlatar belakang juga sangat baik. Saya masih tidak berada diposisi tersebut.

Desember, sekali lagi saya ucapkan selamat datang. Terima kasih sudah menyambut di awal dengan hujan. Semoga hujan ini membawa berkah dan bukan bencana. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh