Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pekan Kelima belas : Arsenal 1-3 Manchester United


Di tengah suka cita yang luar biasa, ada satu penyesalan saya dalam pertandingan yang ditayangkan Minggu dini hari ini (3/12). Saya ketinggalan pertandingan di babak pertama karena ketiduran. Benar-benar menyesal melewati banyak momen selama pertandingan.

Tim akhirnya membungkus kemenangan dengan skor yang mencolok dan sangat bangga bisa menang di kandang Arsenal, yakni Stadion Emirates. Skor 1-3 tak pernah saya bayangkan apalagi prediksi, mengingat 2 pertemuan di kandang Arsenal, MU selalu kalah.

Bahkan saya sangat hati-hati berbicara tentang pertandingan ini di linimasa, mengingat ada teman yang merupakan fans Arsenal. Statistik nggak bagus tim, membuat saya hanya pasrah ketika si teman ini memberikan statistik kekalahan MU atas tim promosi.

*Dalam hati menggerundul, mari lihat hasil akhir saja besok.

Dua gol babak pertama yang terbilang cepat benar-benar mempengaruhi pertandingan. Kapten yang sudah mencetak gol di menit keempat, lalu ditambah gol Lingard di menit 11 sangat tidak diduga sekelas Arsenal bisa kebobolan di menit awal.

Bicara penguasaan bola, dukungan suporter dan bermain di kandang sendiri tentu membuat Ozil dan kawan-kawan begitu semangat. Tercatat lebih 70% penguasaan bola dikuasai Arsenal, baik babak pertama maupun babak kedua.

Arsenal mampu memecahkan telur di menit-menit akhir. Aksi gemilang De Gea yang setelah pertandingan dipuja-puji tak mampu membendung gol yang sangat cerdik dari Arsenal. Nama Lacazette pun tercatat di papan skor sebagai pencetak gol.

Pogba di babak kedua menjadi dua sisi berlawanan yang mencuri perhatian. Umpan cerdiknya melewati beberapa pemain belakang Arsenal membuat Lingard dengan mudah kembali mencetak gol dan menjauhkan skor menjadi 3-1.

Sayang seribu sayang, Pogba harus mendapat ganjaran kartu merah di menit 74 setelah terlihat menginjak kaki pemain belakang Arsenal. Momen tersebut merupakan momen buruk, mengingat lawan di pekan 16 adalah City. Pertandingan sekota yang tengah merekah.

Arsenal sendiri di babak kedua memasukkan para penyerangnya, seperti Giroud dan Welbeck. Nyatanya skor tidak berubah dan tim bersuka cita atas hasil ini. Yang berarti tim memangkas poin dari pimpinan klasmen yang dikuasai City.

...

Entah apakah saya harus beryukur atau sebaliknya. Pertandingan besar ditinggalkan dengan hal kekonyolan karena ketiduran merupakan penyesalan yang tidak terhingga.

Lebih buruknya lagi adalah tim favorit satunya, Real Madrid hanya mampu berbagi angka dengan tuan rumah, Bilbao. Kedua tim favorit ini tidak pernah akur sepertinya. Hari ini MU menang, besok Madrid sebaliknya.

Mari menjadi suporter baik dan cerdik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh