[Ini adalah artikel ke-4 kategori halal] Bulan ini rasanya semakin sering melihat gemuruh timeline dengan tema wisata halal. Tema yang sudah pernah saya angkat tahun 2015 ini sepertinya sedang gencar digenjot Kementarian Pariwisata, terutama yang ada di Indonesia. Termasuk menggandeng blogger dalam beberapa acara.
Entah mengapa baru sekarang, program ini kembali terangkat meski tahun lalu juga sudah banyak artikel yang menulis hal ini. Mungkin momennya lagi bagus dan kesadaran meningkatkan tren wisata baru semakin diusahakan.
Aceh yang semakin gencar berpromosi
Saya tidak memiliki data valid tentang wisata halal yang ramai dibicarakan. Ini karna program semacam sosialisasi atau promosi belum menggandeng blogger di kota Semarang.
Begitulah nasib blogger, digandeng saat baru-baru panasnya. Setelah itu, mungkin program berhasil, blogger dikembalikan ke tempat semula yaitu di depan laptop di rumah masing-masing.
Ngomogin salah satu kota yang hangat dibicarakan terutama tentang wisata halalnya adalah Aceh. Banda Aceh adalah salah satu daerah yang bisa ditawarkan kepada turis mancanegara karena berstatus pintu masuk turis. Selain itu, potensi alam di Aceh yang luar biasa seperti Takengon, Gayo, dan daerah-daerah lain.
"Intinya yang sudah siap 80 persen (atraksi wisata dan profesionalisme dari pelaku pariwisata), kita akan (promosikan)," ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan.
Promosi Wisata Halal di Era Digital
“Dengan menguasai dunia maya, kita akan bisa menguasai dunia, karena dengan media sosial akan lebih cepat untuk memperkenalkan tempat wisata ke seluruh dunia,“ tutur Taufan.
Lagi-lagi media sosial menjadi alat promosi pariwisata di Indonesia. Dalam perkembangannya pun sekarang bukan hanya menggandeng blogger semata, ada selebgram dan youtubers. Mereka-mereka inilah orang yang paling aktif dalam segi konten berkualitas yang mampu menyerbarkan informasi di era digital sekarang.
Makanya saya jadi heran saat sebuah acara yang berhubungan dengan promosi tidak menggandeng blogger. Apakah blogger itu mahal atau tim marketingnya saja yang tak paham betapa pengaruhnya blogger dalam segi konten.
...
Tantangan mengembangkan wisata halal sebenarnya hanya soal kemasan saja. Kemudian bagaimana ngebranding dan masalah promosi selanjutnya. Lalu, peningkatan kapasitas agar pelaku industri pariwisata bisa profesional.
Dikutip dari Antara, terdapat sekitar 140 juta perjalanan wisata dari penduduk Timur Tengah tiap tahunnya dan sebagian besar ke Eropa. Untuk kawasan ASEAN, pilihan pertama mereka adalah ke Thailand, Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Harapannya wisata halal di Semarang semakin menarik perhatian tahun ini dan selanjutnya. Bagaimana dengan blogger? Ya, saya berharap juga blogger jangan digandeng saat butuh saja. Setelah sukses, kadang blogger ditinggalin dalam artian cukup sekian dan terima kasih.
Padahal kalau sudah bicara dihadapan blogger, biasanya yang sering didengar 'blogger merupakan ujung tombak pariwisata'. Mari menjadi orang baik sekarang.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar