Ketika mereka pergi ke Jakarta, saya sangat optimis bahwa mereka akan sukses dan membantu saya yang masih tertinggal di Semarang. Apalagi melihat kemampuan mereka yang sudah diterpa pengalaman di Semarang. Pernah saya ingat kata seseorang bahwa bila kamu bisa menaklukkan Semarang, kamu dengan mudah dapat menaklukkan Jakarta.
Nyatanya tidak demikian. Beberapa orang sedang berusaha membangun dirinya di sana dan tentu menghidupi keluarga yang ditinggalnya saat memutuskan pergi ke Jakarta.
Saya merasa sedih saat kemarin, beberapa orang yang saya kenal dan punya kemampuan, melihat ucapan selamat yang memberi restu untuk pergi ke ibukota. Perlahan-lahan, saya ditinggal generasi yang punya semangat saat di Semarang.
Generasi millennial
Tentunya kesedihan saya tak ada artinya jika saya terbenam pada kenyataan tanpa berdiri sendiri. Saya akhirnya paham, mengapa mereka pergi dan mencari sesuatu yang lebih baik lagi.
Mereka yang saya kenal dan pindah ke ibukota atau kota-kota lain termasuk pulang ke kota asal, merupakan kaum muda yang berlabel generasi Millenials. Anda pasti tahu kan tentang ini. Beberapa kontennya sudah saya publish
di sini.
Karakteristik generasi ini memang lebih baik ketimbang generasi lainnya. Mereka lebih aktif dalam mengejar kesempatan kerja. Hadirnya teknologi, juga mendukung bagaimana mereka begitu aktif melihat peluang.
Sepertiga dari mereka menemukan pekerjaan melalui media sosial. Kondisi ini dan ditambah dengan pasar persaingan terbuka menyebabkan persaingan untuk suatu kesempatan menjadi semakin menantang.
Berkaca kepada karakteristik generasi millennial dan kebutuhan di industri, personal branding menjadi benang merah yang dapat menjembatani kedua hal tersebut. Personal branding menjadi sinyal yang dapat mempertemukan perekrut dan kesempatan karier dengan profesional yang sesuai dengan kebutuhan serta kekuatan masing-masing pihak, terlebih lagi jika personal branding ditampilkan di platform yang memang menjadi wadah para profesional di dunia.
(marketeers.com)
Jadi begitulah kaum muda yang generasi umurnya kurang lebih sama seperti saya. Jangan melarang mereka sekarang atau menangisi kepergian mereka. Karena mereka menganggap kesempatan tidak akan datang dua kali.
...
Beberapa tahun lalu, saya menganggap memberi kesempatan kepada beberapa orang terbaik yang saya kenal pergi ke luar Semarang adalah hal terbaik yang saya lakukan.
Saya sempat berharap, saat mereka mendapatkan posisi di sana (sebut saja Ibukota), mereka akan memberi peluang kepada Semarang, dalam hal perkembangan acara yang melibatkan blogger tentunya.
Semarang tidak terlewati lagi acara-acara. Semarang menjadi salah satu perhatian diantara kota-kota besar di Indonesia. Proposal dengan mudah dimasukkan saat membuat acara.
Semua harapan tersebut akhirnya harus dikubur dalam-dalam. Tak perlu ada kesedihan meratapi yang sudah terjadi. Sekarang mari bersama-sama mendoakan yang terbaik.
Semoga orang-orang muda, yang terlabel sebagai generasi Millenials, mendapatkan apa yang dikejar selama ini. Pertahankan dan terus beri yang terbaik dari apa yang sudah didapatkan.
Di sini, saya baik-baik saja. Tentunya..
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar