Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga. Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Pertama Kali Menempuh Waktu Lebih Dari 6 Jam Buat Acara Pernikahan
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Ini adalah artikel ke-14 kategori Causeway] Satu lagi seorang kakak yang harus dilangkahi adiknya yang duluan nikah. Saya nggak tahu bagaimana perasaannya, yang pasti wajah mereka ikhlas. Mungkin ini yang disebut rela berkorban buat keluarga.
Selain Amar, Difa sudah lebih dulu dilangkahi oleh adik perempuannya. Kini adik keduanya tersebut sudah memiliki anak yang cantik dan lucu. Sekarang kejadian kembali terulang. Kapan Amar dan Difa menyusul kedua adiknya yang duluan nikah?
Sebelum bertanya hal tersebut kepada mereka, mereka pasti akan menodong duluan kepada saya. Kapan kamu nyusul juga. Umurmu lebih tua dari kami berdua. *nyesek langsung.
Banyak kisah
Saya melanjutkan cerita yang sebelumnya saya publish di Fans page Facebook saya. Tanggal 14 Agustus 2016, minggu pagi, kami sekeluarga berangkat menuju rumah Amar yang ada di Bumiayu. Amar sendiri sudah balik sebelumnya.
Keberangkatan kami dari rumah sudah lumayan buat nggak enak disekitar. Maklum warga komplek sedang ada acara di depan rumah. Entahlah, mengapa baru tahun ini banyak kegiatan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Maksud saya kegiatan yang ditaruh di dekat rumah.
Rasa nggak enak hati tadi kami biarkan pergi seiring kendaraan yang melaju pergi. Prediksi saya, kita akan sampai siang hari. Minimal 4-5 jam jarak dari Semarang ke Bumiayu.
Diluar dugaan ternyata meleset. Awalnya saya yang nyetir kemudian memberikan kepada Difa, tidak menyangka jarak tempuh kami melewati 6 jam lebih. Pukul 5 sore kami tiba di rumah Amar. Untuk diketahui, start awal kami dari jam 10 pagi.
Penyebab perjalanan lambat kami ini karna rute yang kami ambil tidak biasa. Meski sudah menggunakan GPS, beberapa jalan yang terselip membuat kami mendapatkan rute yang berbeda. Kemacetan sebelum masuk Pekalongan juga menjadi penyebab. Namun paling fatal tetap rute yang salah ambil.
Buat saya sendiri, ini merupakan pertama kali mendatangi acara pernikahan lebih dari jam 6 dan melewati beberapa kota seperti Kendal, Pekalongan, Tegal, Brebes dan lainnya.
Mau nggak mau deh, kami bergantian menyetir mobil. Saya sendiri cuma sekali pas awal-awal pergi. Karena tidak memiliki SIM alias tidak diperpanjang, saya sekarang sudah tidak berani membawa kendaraan keluar kota.
Acara sudah selesai
Kisah belum selesai meski sudah sampai tujuan dengan selamat. Karena kelamaan di jalan, acara tentu sudah selesai. Kami merasa tidak enak sendiri karena keterlambatan kedatangan kami. Untunglah, keluarga Amar dan mempelai menerima kami dengan sangat baik.
Kurang dari 2 jam kami berada di sana. Biar tidak semakin larut malam berada dalam perjalanan, kami memutuskan pulang setelah magrib. Dalam perjalanan pulang, Difa dan suami Karin terpaksa saling bagi menyetir.
Malam yang semakin gelap dan hanya ditemani cahaya lampu jalanan baik lampu penerang maupun kendaraan menjadi teman dikala sepi. Beberapa kali gundukan dan lubang di jalanan yang kita lewati hanya bisa membuat kami tetap terjaga. Sangat letih untuk pulang. Untunglah lebih cepat dari perjalanan berangkat.
...
Selamat buat kedua mempelai. Semoga menjadi keluarga bahagia dan berhasil membangun bangsa kecil dari calon penerus kelak. Pertama kalinya juga setelah sekian lama, keluarga ini tidak pergi keluar bersama-sama.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Mungkin saja saya akan terhanyut tanpa kata-kata bila tidak membaca koran beberapa hari kemarin. Mengenal istilah Cinephile saat ini sepertinya membuat saya begitu bodoh dan entah dari mana aja selama ini. Padahal ini bukan baru buat saya. Terlambat sedikit tidak masalah, bukan? Ada yang baru tahu seperti saya ini???
[ Artikel 9#, kategori Dibalik Layar ] Ternyata Bus Trans Jateng baru beroperasi jam 2 siang. Padahal niat awal pergi ke Ungaran akan menggunakan transportasi ini. Sedikit usaha dan pengalaman baru yang pada akhirnya indah juga hasilnya. Kisah sederhana perjalanan saya dimulai Sabtu siang (22/8/2020) dengan berjalan kaki dari rumah menuju halte Trans Semarang yang berjarak kurang lebih 1 km. Ya, tidak ada pilihan untuk mengeluh. Lebih dari 15 menit saya menunggu bus setelah saya duduk di halte. Saya lebih menyukai berbagi aktivitas di stories Instagram ketimbang Twitter karena lebih sederhana dan mudah. Sambil menunggu di tengah hiruk pikuk kendaraan yang lewat di depan, saya tetap mengabarin dia. Saya sangat butuh perhatian dia, sekaligus teman perjalanan dan tidak membuatnya khawatir. Bus yang membawa saya dari jalan Majapahit dan sudah berhenti beberapa kali di halte, akhirnya menurunkan saya untuk pindah bus. Sekitar 23 menit perjalanan yang saya catat lewat stories. Saat bert...
[ Artikel 13#, kategori Film Bollywood ] Bagaimana rasanya mencintai seorang wanita yang sebenarnya sudah ditinggal suaminya beberapa bulan kemudian si suami datang kembali. Film ini mencoba mengambil sudut pandang pria yang memilih mencintai wanita yang tak bersuami sebelumnya. Keikhlasan mau tak mau menjadi kuncinya. Tertarik menambah referensi film Bollywood ini di tahun 2017?
Komentar
Posting Komentar