Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Apakah Lomba Blog Masih Diminati?



[Ini adalah artikel ke-25 kategori blog] Sangat masih diminati, menurut saya. Beberapa orang yang saya kenal sangat antusias, terutama segmen wanita dan anak muda yang menganggap blog adalah ladang uang buat mereka. Ada yang sedang mencari tentang ini?

Dulu awal-awal ngeblog, mengikuti lomba blog merupakan keharusan. Dari sana, kita dikenal, dihormati dan tentu mendapat royalti atas pengakuan tulisan yang akhirnya mendapat juara. Rasa bangga sudah barang tentu menjadi harga diri yang kemudian ditularkan kepada blogger-blogger lain dengan cara berbagi tips.

Tapi yang paling penting saat kita juara adalah ini lho bukti bahwa dengan ngeblog, saya bisa dapat ini dan itu. Yang tidak menang? Kadang iri dan kadang ingin segera mencuri ilmunya untuk kemudian mengikuti lomba berikutnya.

Cara instansi/perusahaan berpromosi

Salah satu alasan sebuah instansi baik swasta maupun pemerinta mengadakan lomba blog adalah sebagai alat promosi. Mereka menomorduakan siapa blogger yang terbaik sebagai pemenang, mereka mencari sebanyak-banyaknya partispasi dari blogger yang menuliskan tema yang dikasih.

Harapannya? Tentu semakin banyak yang ikut, maka penyebaran konten yang ada iklan promosinya semakin kuat terutama di mesin pencari. Dan setelah batas waktunya selesai, mereka baru memikirkan siapa yang terbaik untuk diberi hadiah. Hati-hati panitia, kadang salah memilih malah dibullyi.

Dari pengamatan saya, yang juara identik dengan tulisan super panjang. Ini adalah tips terbaik untuk menjadi pemenang dalam kompetisi lomba blog. Silahkan dicatat. Mengenai sudut pandang, semua bisa menerka tapi seberapa kreatif memadukan dengan gambar dan video merupakan cara terbaik merayu panitia. Jadi usahakan menambahkan ini.

Mengapa wanita dan anak muda yang tertarik?

Generasi seperti saya dan atasnya, lebih menyukai lomba blog yang bertema sesuai karakter bloggernya atau tema yang sesuai isi blog si pemiliknya. Bukan berarti saya tidak tertarik, hanya belum cocok saja.

Wanita menurut saya merupakan segmen yang sedang tren 2 tahun belakangan. Latar belakang yang sebagian dari ibu rumah tangga membuat segmen ini menyukai lomba blog. Sedangkan yang single menganggap lomba blog merupakan wadah menyalurkan hasrat menulis plus mendapatkan gift. Wanita menyukai hadiah, itu kodratnya.

Generasi muda paling getol sebenarnya untuk mengikuti lomba blog. Siapa tidak ingin mendapatkan smartphone model terbaru diusia muda atau uang saku yang tak mungkin didapat dari orang tua.

Generasi yang hidup di era Internet tentu sangat update dengan perkembangan informasi. Tak heran, tiap lomba blog mereka sangat berusaha memenangkannya. Dan isi blognya lebih banyak soal lomba blog, iklan, review, teknologi dan sebagainya. Soal kehidupannya dan lingkungannya, hanya ada secuil saat tidak ada lomba blog yang digelar.

Tidak berkomunitas

Ada yang menarik juga tentang blogger-blogger yang selalu menang lomba blog menurut saya. Memang, beberapa teman yang mengikuti ada yang kenal. Tapi pas lihat daftar juara terkadang malah nggak kenal meski 1 kota.

Lomba blog yang diadakan bukan dari komunitas atau platform yang sama terkadang memunculkan nama baru dalam dunia blogging tanah air dalam artian komunitas. Namun sebenarnya, ia adalah blogger lama cuma kurang sering kopi darat antar sesama blogger.

...

Saya pernah beberapa kali mengikuti lomba blog, dan beberapa kali juara. Seiring waktu, lomba blog ternyata lebih menyukai konten yang isinya lebih dari 5 halaman kertas A4. Sisi kreatif menjadi nomor 2 dari segi penilaian setelah barisan panjang teks mengisi halaman blog.

Buat brand dan perusahaan, lomba blog masih sangat efektif untuk alat promosi terutama menyebarkan informasi yang berhubungan dengan kampanye dan produk terbaru.

Saya paling tidak suka saat diadakan lomba blog adalah hadiahnya yang kurang menarik, apalagi berasal dari instansi pemerintah. Kadang mereka butuh referensi dan bicara dengan blogger setempat soal membuat lomba blog. Dan kadang juga, setelah berkoordinasi dengan blogger setempat, hadiahnya malah nggak jauh beda. 

Oh ya, satu lagi. Lupakan meminta blogger menaruh banner lomba blog sekarang. Saya adalah blogger yang tidak menyukai banner samping yang memberitahu adanya lomba. Mungkin perlu strategi baru lagi kedepan.

Siapa yang salah kalau begini? Selamat berjuang yang mengikuti lomba blog

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh