Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sedang Berusaha Membangun 3 Unsur Konten Ini Di Era Media Sosial


Sebagai blogger dan sedikit mengerti tentang personal branding, saya saat ini sedang berusaha membangun 3 unsur konten yang saya baru dapatkan dari video Youtube. Intinya sebuah pegangan untuk kedepan bahwa begini lho konten yang harus dibuat, baik lewat blog maupun media sosial.

Kemarin (beberapa hari lalu), saya menonton video Youtube yang ada pak Jokowi-nya pas ketemu Youtubers di Istana. Karna video tersebut, saya tertarik untuk mengembangkan pesan tersebut.

Saya tidak akan menyuruh Anda atau memaksa mengikuti saya soal ini. Karena sebagai blogger, beropini apa saja tidak ada yang melarang. Dengan catatan tidak mengandung unsur SARA.

3 pesan Jokowi tentang membangun konten yang baik sebagai berikut :

Optimisme

Yang pertama adalah tentang Optimisme. Membangun konten yang berbau optimisme memang penting. Karena banyak generasi sekarang, khususnya remaja, sering galau di media sosial. Saya atau Anda sangat penting mendapatkan sebuah asupan vitamin hati yang memberi nilai optimisme.

Saya membayangkan saat Anda membaca blog saya saat merasa sedih. Tapi setelah selesai membaca salah satu postingan saya, Anda mengatakan pada diri Anda sendiri. Oh ada yah, yang lebih buruk kehidupannya dari saya. Anda tentu akan lebih optimis.

Kompetisi

Ini bukan lagi persaingan antar individu, kelompok maupun kota di Indonesia. Saat ini menurut pak Presiden, saingan kita adalah bangsa / negara lain yang juga melihat bangsa kita sebagai saingan.

Mungkin yang saya tulis tidak akan dapat membuat saingan dengan blogger luar. Namun setidaknya, saya mencoba melakukannya dari sekarang.

Indonesia memiliki beragam blogger keren yang identik dengan kopdar. Di luar sepertinya jarang melihat mereka kopdar selain menghadiri acara. Bila salah, mohon koreksinya soal ini.

Peduli

Kebanyakan blogger sekarang mengisi halamannya dengan deretan review sponsor atau lomba blog. Itu tidak masalah, kok. Semua, termasuk saya juga berharap mendapatkan penghasilan dari tulisan yang dihasilkan.

Tapi cobalah membuat konten dengan tema peduli. Sederhana saja, semisal mereview penjual kue atau pelajar yang naik sepeda ke Sekolah. Nggak perlu banyak, cukup beberapa konten diantara review sponsor yang Anda tulis.

...

3 Unsur ini anggap saja sebagai pegangan saat Anda lupa. Saya sendiri pasti juga lupa suatu hari. Semoga saya tidak khilaf dan tetap berpegang teguh dengan 3 unsur ini.

Mari bersama-sama membangun konten yang baik buat pembaca kita. Tak perlu banyak, setidaknya ada 30% konten yang seperti saya sebut di atas ada di blog kita. Ingatkan saya bila saya mulai salah arah. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh