Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Belajar Dari Ibu yang Sedih dan Pria Dablek (2)


Lagi, kejadian seorang ibu-ibu menangis kembali. Entah siapa yang benar atau disalahkan. Apalagi keduanya baru mengenal satu dengan yang lain beberapa bulan saja. Berbeda dengan saya yang lebih dari 5 tahun, soal pemahaman karakter mungkin bisa dibilang saya sudah paham. Saya tidak mengerti mengapa ini terjadi lagi.


Pagi hari, saya dicurhati seorang wanita yang biasa saya panggil ibu. Siapa dia, silahkan Anda tebak sendiri saja. Sambil berbicara, tak lama matanya pun berbinar-binar dan kemudian keluarlah air mata.

Beliau seolah disalahkan dengan sesuatu yang dirasa bukan dia seorang yang melakukannya. Nasi sudah jadi bubur, komunikasi pemuda dablek ini memang tidak begitu baik terhadap beliau. Ini berbeda saat ia bertemu dengan banyak orang, tokoh maupun pejabat yang pandai berkomunikasi.

Saya tak meyangka ini kembali terjadi. Padahal sesuatu tersebut pernah dilakukan setahun lalu dan kasusnya juga kurang lebih sama. Apa yang merasuki pria ini, benarkah pria dablek sudah 100 persen menjadi labelnya?

Saat ini saya belum mengambil sikap terkait keduanya. Mungkin hanya ibu itu saja yang merasa gimana dengan pemuda tersebut. Padahal pria dablek itu sedang tertidur pulas tanpa merasa bersalah.

Pelajarannya

Mungkin ini yang dirasakan masyarakat yang kesal dengan Ahok yang punya gaya bicara apa adanya alias ceplas-ceplos. Dan mereka yang tidak kuat mental tentu hanya bisa meneteskan air mata karena ucapan yang tak seberapa (bagi si pria dablek) ternyata sangat tajam.

Manusia tempat salah, dan seharusnya mereka belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah dilalui. Ini bukan drama film, ini nyata. Bahwa menjadi orang baik dengan maksud baik itu belum tentu dianggap baik. Kita harus lebih berhati-hati dan memperlakukan orang harus berbeda juga.

Semoga semua diberikan kebaikan dan kembali bahagia.

*Tak sengaja, saat kejadian ini saya tulis, saya malah ketemu dengan tulisan saya setahun lalu yang kasusnya sama. Apakah ini semacam peringatan? Di sini artikelnya. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng