Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Andai Bioskop Semarang Punya Tempat Nongkrong?


Namanya juga berandai-andai, tidak salah kan? Saya berharap bioskop Semarang memiliki tempat ngopi sendiri atau tempat nongkrong. Sepertinya cuma disini saja yang belum punya bila melihat iklan sebelum film dimulai bagaimana fasilitas 21. Mungkin ketersediaan ruangan yang sudah kurang memadai.

Menonton yang merupakan aktivitas mingguan, terkadang membuat saya harus meluangkan waktu untuk pergi ke bioskop Semarang yang berada di Mall Ciputra. Hanya bioskop disini saja yang selalu menayangkan film-film Indonesia.

Setelah selesai menonton, saya selalu menulis dari apa yang saya tonton. Khususnya animo penonton sebuah film di Semarang. Karena animo tersebut, film-film yang beredar bisa kita prediksi kedepannya. Apakah bertahan atau hanya kurang sepekan untuk dilepas dari sini.

Masalah saya adalah saya butuh meja dan kursi untuk menulis dengan laptop kecil saya. Memang beberapa tempat nongkrong diluar bioskop memberikan fasilitas tersebut. Tapi terkadang banyak gangguan dan juga harganya buat manyun.

Saya hanya berharap ada tempat nongkrong yang bisa memesan secangkir kopi untuk membuat saya merasa nyaman menulis disana. Ruangan khusus yang membuat imajinasi saya tetap terkekang dikepala saya sebelum benar-benar hilang setelah keluar dari ruangan bioskop.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Blog Personal Itu Tempat Curhat