Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Menghadiri Acara Dialog Cagar Budaya di Lawang Sewu


Senang bisa menghadiri acara seperti ini mengingat saya hanya berlabel 'blogger'. Acara ini juga menjadi rangkaian penutup dari acara Pekan Budaya Indonesia 2015 di Semarang.

Senin pagi (10/8), ketika semua orang kembali berakivitas, saya sudah mengayuh sepeda di jalan menuju Lawang Sewu. Kebenaran saya mendapat undangan mewakili 'blogger' dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah bidang Kesejarahan dan Kepurbakalaan.

Sempat terkejut saat mendapatkan undangan ini, beberapa hari sebelum acara. Mengingat saya hanya seorang blogger dan rupanya saya tidak sendiri untuk mewakili komunitas yang terdaftar. Setidaknya, nama-nama komunitas yang tercantum saya kenal beberapa.


Lagi-lagi salah kustom

Sepertinya saya harus berpikir ulang bila diundang acara pemerintahan. Kebiasaan menggunakan pakaian santai berimbas pada pakaian saya yang menghadiri acara ini. Kaos dan celana jeans plus Sendal.

Tamu undangan? Pakaian dinas, dan sebagian besar batik. Haha.. saya tertawa sendiri dalam hati. Saat saya berangkat sebelumnya saya hanya berpikir bahwa ini acara di Lawang Sewu, tidak perlu formal.

Dialog Cagar Budaya

Acara sendiri terletak di lantai 2, Gedung B Lawang Sewu. Kesan menarik dengan dekorasi cantik sepertinya hanya untuk hari ini saya bisa melihatnya. Beberapa kipas angin yang ditaruh dibeberapa titik setidaknya membuat suasana tidak panas untuk peserta yang hadir.


Ada tiga pembicara utama yang hadir, Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Harry Widianto, dan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Surya Helmi.

Acara juga diramaikan dengan musik yang penyanyinya membuat mata pria setidaknya merasa segar. Kolaborasi dengan musik tradisional, dan beberapa dance yang benar-benar menghibur peserta undangan yang lebih dari 50 orang yang hadir.

Pembicara pertama adalah Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan. Beliau banyak juga bercerita tentang pengalamannya selama di Semarang saat acara Pekan Budaya. Khusus Cagar Budaya, beliau mengajak pemerintahan daerah untuk segera mendaftarkan warisan budaya bersifat kebendaan disekitar kota mereka.

Pendaftaran Cagar budaya dijaman sekarang dapat dilakukan dengan online maupun offline. Sayang beliau harus sudah meninggalkan tempat mengingat ada acara lainnya.

Keterlibatan Komunitas dan Blogger

Beberapa isi acara nanti saya taruh di website dotsemarang. Sekarang saya ingin membahas keterlibatan komunitas yang saya lihat di daftar undangan ada Lopen, Hysteria, Sobokartti, Pecinta Museum Indonesia, Kuno-kini dan beberapa nama lainnya.


Sayang tidak semua sepertinya hadir. Untuk Semarang sendiri, undangan se-Jawa Tengah, saya ketemu Yogi yang hadir dari Lopen Semarang. Lalu, Atika dan Erta dari Museum Ranggawarsita.

Saya sudah bilang dari awal, bahwa saya senang sekali bisa hadir disini. Apalagi mendapatkan undangan. Kehadiran saya memang tak begitu berarti selain harapannya adalah sisi media online yang nantinya dicatat mesin pencari. Ya karena itulah seorang blogger diundang.

Keterlibatan komunitas yang berhubungan dengan Cagar Budaya saya patut apresiasi buat acara dialog seperti ini. Bukan soal mendapatkan hidangan buat ngopi dan makan siang, tapi dari sisi komunitas setidaknya informasi bisa dibagikan kepada yang lain nantinya.

...

Duh panjang sangat, saya sangat jarang menulis panjang sebenarnya. Intinya adalah Dialog cagar budaya ini merupakan sosialisasi untuk masyarakat khususnya pemerintah daerah untuk mengetahui informasi terbaru dari kegiatan Cagar Budaya saat ini.

semua pihak bisa mendaftarkan semua yang berhubungan dengan warisan budaya yang memiliki sejarah. Bagaimana cara pendaftaran yang sekarang bisa dilakukan secara online dan tiap daerah diharapkan memiliki tim cagar budaya mengingat masih tidak banyak.

Akhirnya acara selesai juga siang harinya. Lumayan juga durasi acara ini. Terima kasih banyak kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah atas undangannya.

**Seringnya dapat undangan seperti ini karena dari tahun 2013, beberapa kali mengikuti acara dari Dinbudpar Jateng. Saya merasa tidak enak dengan undangan ini karena saya tidak mewakiliki komunitas. Semoga dapat dimaklumi mengingat saya sekarang konsen sebagai personal blogger di kota Semarang.

Komentar

  1. Disbudpar Jateng emang sering menggandeng blogger setiap ada event. Kali ini beberapa disbudpar lainnya juga melakukan hal yang sama. Bulan Juni lalu, aku juga dapat undangan mas :-D

    Salam kenal

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh