Gambar : Google
Mungkin kalimat 'jangan memaksakan kehendak pada orang lain' tidak berlaku dengan orang ini. Seseorang yang seharusnya diberi kesempatan berkali-kali tapi tetap tak berubah apakah masih pantas disebut orang. Entahlah. Tapi karena orang ini saya mau ngambil sisi positifnya yaitu belajar.
Ini pertengahan tahun 2015, dimana teknologi terus mengalami perubahan. Bangunan pencakar langit terus bertambah, jembatan penyebarangan juga terus dioptimalkan dan masih banyak lagi perubahan yang terjadi dengan kota tempat yang masih saya tinggali ini.
Manusia menurut saya ada dua. Satu yang mengikuti perubahan karena ingin lebih baik dan satu lagi yang mau berubah tapi nggak bisa berubah juga. Saya menyebutnya orang dablek. Tuhan pasti punya alasan lain mengapa orang tipe kedua ini tetap dipertahankan.
Belajar sabar
Hal sederhana yang dilakukan berulang meski diberitahu itu salah nyatanya tak membuat manusia dablek bisa berubah. Mulai dari cara yang halus hingga keluar kata-kata sumpah serapah seolah menghabiskan tenaga karena lari 10 kilo.
Seperti pasta gigi yang jatuh di lantai, toilet yang kotor, dan apa-apa harus diberitahu membuat saya harus terus belajar sabar. Saya sudah tidak meyakini orang ini akan bisa berubah. Saya tahu itu karena lebih dari 5 tahun saya kenal dia.
Saya harus mengontrol diri, membiarkan semua terjadi, dan berharap menyerap pahala lebih banyak karena sifat sabar yang diberi olehnya. Biarkan 10 tahun lagi tulisan ini dibacanya. Bila bisa berubah, Tuhan pasti mulai dengan rencana barunya untuk menguji saya.
Menjaga kesehatan
Orang lupa tentu tidak ada yang salah dengan dirinya sebenarnya. Mungkin saja kesehatan tidak dijaganya semisal merokok, tidak makan sayur, tidak minum vitamin, olahraga rutin. Gaya hidup di era sekarang sepertinya menuntut seseorang lebih menjaga kesehatan. Apalagi dengan usia diatas 20 tahun.
Saya harus menjaga kesehatan pikiran, tubuh dan hati saya agar tetap menjadi manusia yang baik-baik saja. Tidak lupa apapun yang diberitahu.
Memaknai kasih sayang
Saya berhadapan dengan manusia bukan hewan. Tapi mengapa saya lebih memiliki hati saat merawat kucing kesayangan saya. Memang sih kucing hanya diam kalau dikasih makan, manusia?
Mungkin sudah seharusnya saya memperlakukan diri saya dan orang sekitar dengan kasih sayang. Anggap saya mereka adik, kaka, orang tua dan keluarga. Cara yang baik untuk lebih melihat seseorang.
Bercermin
Manusia terkadang tempatnya salah. Mungkin karena ini saya selalu harus menjadi lebih baik. Bercermin dengan seseorang yang tidak lebih baik membuat diri kita selangkah lebih baik. Mari belajar lagi dan belajar lagi.
....
Tidak banyak memang tipe manusia seperti ini di sekitar saya. Yang jelas, satu aja sudah ribetnya setengah mati, apalagi ada banyak. Manusia ini tidak salah. Mungkin bawaan lahir atau sifat alaminya yang diajarkan dari lingkungan.
Karena orang ini saya harus berterima kasih tentang banyak hal seperti yang saya sebut diatas. Ada tangan kanan maka ada tangan kiri. Berirama dan bersama-sama untuk sesuatu yang lebih baik kadang harus memiliki banyak sikap belajar.
Salam
Komentar
Posting Komentar