Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ayo Promosi..dan Terus Promosi

Gambar : Google

Kata menteri Pariwisata, Arief Yahya, tantangan dalam mengembangkan pariwisata Syariah adalah promosi. Jadi memang tantangannya secara umum promosi, secara khusus juga promosi.


Sepekan ini saya melihat beberapa tempat nongkrong di Semarang mulai tutup. Seperti sebuah takdir yang hanya tinggal menunggu waktu saja dan semua berakhir sudah. Adakah yang salah dengan mereka? Atau memang karakteristik kota ini yang menyenangi sesuatu yang baru sehingga yang tidak banyak ide akan punah.

Kembali lagi soal promosi, saya yang fokus dengan menulis blog tetap berharap menjadi bagian promosi dari mereka-mereka yang membutuhkan promosi. Sebut saja instansi pemerintah khususnya Dinas Pariwisata atau perusahaan telekomunikasi di negeri ini yang sempat buat heboh dengan mengundang banyak blogger lalu membagi-bagikan gadget buat blogger.

Ini sesuatu yang sangat saya harapkan sebagai blogger. Memang harga seorang blogger tidak semahal harga baliho yang terpampang besar di jalan. Blogger hanya menjual sudut pandangnya dengan pengalaman yang banyak dicari lewat mesin pencari.

Meski banyak blogger dan hadirnya buzer menjadi sebuah pekerjaan yang menarik sekarang ini, tidak membuat sebagian besar pemilik brand paham untuk memanfaatkan promosi yang terbaik.

Saya melihatnya di Semarang memang semakin banyak yang mulai sadar dengan cara berpromosi. Namun lagi-lagi, ketika mereka sudah bisa berjalan sendiri, mereka langsung meninggalkan kita-kita (blogger). Entahlah siapa yang salah.

...

Ayo promosi dan terus berpromosi, hanya itu yang bisa saya katakan untuk sekarang di dunia yang sedang menggandrungi media sosial. Bila kekurangan dana, cobalah manfaatkan blogger untuk mempromosikan merek Anda. Blogger memang memiliki kekuatan di dunia online tapi juga memiliki kekurangan di dunia offline.

Saya (blogger) tidak bisa dipajang di jalan untuk mengatakan kepada masyarakat bawah tempat ini menarik. Setidaknya bila Anda bekerja sebagai marketing, dan lainnya, cobalah menelusuri mesin pencari. Gunakan media sosial, gunakan smartphone dan cobalah berkenalan dengan kami.

Kami memang tidak memberi kepuasan soal promosi tapi kami bisa memberi dua pilihan. Anda tidak perlu banyak mengeluarkan dana promosi dan Anda duduk tenang untuk menemui kunjungan visitor baru di perusahaan Anda (website)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh