Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Blogger dan Ponsel yang Lebih Dari Satu



Ini bukan soal pamer atau kesombongan yang sengaja dibuat-buat. Lebih dari rasa kebahagiaan bagi mereka yang beruntung mendapatkannya. Memang akan ada yang sinis karena ini. Berpikir positif saja. Saya akan bercerita sedikit tentang hal ini disini.

Bulan April 2015 adalah kilas balik saya tentang perjalanan menjadi blogger yang untuk pertama kalinya mendapatkan ponsel. Tidak sampai disitu ceritanya berhenti. Masih berlanjut dengan yang ini dan itu.

Memanfaatkan blogger sebagai promosi

Sebagian orang yang pernah mengikuti acara ASUS memang sudah terbiasa mendapatkan ponsel dan tahun ini orang-orang beruntung tersebut ternyata masih ada yang berlanjut. Kebenaran momen grand launching di Jakarta beberapa bulan lalu menggandeng blogger sebagai bagian promosinya.

Disitulah menyenangkannya ketika yang namanya 'blogger' mendapatkan apresiasi seperti pengalaman yang saya dapatkan. Sungguh agak telat sebenarnya ketimbang mereka yang lebih dulu mendapatkannya. Tapi cerita waktu itu benar-benar indah pokoknya.

Mau nggak mau, harus gunain lebih dari satu ponsel

Bila pertanyaannya ditujukan kepada saya kenapa harus punya 2 ponsel, maka jawabannya adalah mau nggak mau. Lawong diberi sama perusahaan yang buat acara. Masa nggak digunakan mengingat teknologinya yang diatas rata-rata.

Selain digunakan untuk user experience alias pengalaman pengguna lalu diulas, menggunakannya bersamaan dengan yang lain lebih karena masih ada rasa penasaran, bangga dan bahagia yang belum reda untuk melepaskannya jatuh ke tangan yang lain (semoga tidak berpikir dijual).

Perusahaan yang memutuskan

Saya masih beranggapan bahwa sistem jaringan yang dibangun blogger akan menguntungkan seseorang. Saling kenal mengenal, satu komunitas dan berteman dekat benar-benar menghancurkan harapan bagi sebagian kecil seorang yang menulis blog dengan rajin tapi sendiri. Makanya membangun jaringan ini begitu penting menurut saya.

Tapi perlahan-lahan kesini, Anda akan dicari karena kualitas blog Anda bisa nangkring di mesin pencari. Bagaimana ingin dicari perusahaan kalau Anda jarang update blog maupun media sosial. Konsekuensi Anda mengaku blogger memang harus mengupdate. Kecuali Anda tidak pernah mengaku sebagai blogger dan menulis blog hanya sebagai hiasan kehidupan saja.

Semua, perusahaan yang memutuskan. Dan tidak ada lagi jaringan dari teman-teman yang membantu Anda. Bahkan orang-orang yang terdekat Anda yang bekerja di perusahaan tersebut malah tidak akan mengabari Anda bila perusahaannya akan menggandeng Anda sebagai bagian promosinya.

...

Menjadi blogger mungkin bisa seperti apa yang saya ceritakan diatas. Bahkan tanpa harus ikutan kuis. Sedangkan memiliki ponsel lebih dari satu ternyata menguntungkan juga untuk saya yang mengaku blogger.

Semisal ada acara, ponsel yang satu baterainya habis, masih ada yang satunya lagi. Kalau kameranya kurang terang di dalam ruangan bisa gunakan yang satunya. semua saling melengkapi.

Soal kekurangan, Anda sendiri yang bisa menyimpulkan pastinya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh