Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Brainwriting, Metode Seru yang Bisa Digunakan Buat Kopdar



Dalam sebuah riset, brainstorming, atau bertukar pikiran secara lisan antar anggota dalam satu grup ternyata tidak terlalu efektif. Maka untuk mengatasinya, beberapa pakar mencoba brainwriting dan hasilnya sangat menarik. Tertarik?

Melanjutkan postingan sebelumnya, Kopdar edisi April, di sana saya membahas tentang brainwriting. Teknik menyampai gagasan dalam sebuah grup yang ide dasarnya saya temukan saat membaca website intisari (7/4/2016).

Mengapa saya tertarik?

Lokasi tempat kopdar bulan ini menjadi salah satu penyebabnya. Ruangan di sini tidak khusus buat meeting atau kopdar sebenarnya, tapi kalau sekedar nongkrong sih, aman-aman saja.

Berbeda dengan rumah albi dimana ruangannya hanya untuk mereka yang menggunakan seperti komunitas maupun organisasi. Jadi, pikirkan sendiri mengapa saya mengambil ini.

Brainwriting adalah

Adalah Paul B. Paulus dari Universitas Texas di Arlington yang menggunakan metode baru ini yang menganggap brainstorming, atau bertukar pikiran secara lisan antar anggota dalam satu grup ternyata tidak terlalu efektif.

“Diskusi tatap muka ternyata membatasi kesempatan untuk membagikan ide dan informasi karena hanya fokus kepada satu orang yang menyampaikan idenya pada satu waktu,”kata Paulus.

Menurutnya, ketika menunggu satu orang memberikan ide, orang lain menjadi lupa dengan idenya sendiri karena terdistrak dari orang yang sedang menyampaikan informasi itu.

Paulus dengan rekan-rekannya menguji coba cara baru yang menurutnya lebih efektif dibanding brainstorming, yaitu brainwriting. Brainwriting adalah cara untuk menyalurkan ide lewat tulisan.

Untuk menguji temuan ini, Paulus mendesain dua eksperimen di sebuah kantor yang sedang mencari cara untuk meningkatkan produktivitas karyawan setelah merekrut karyawan baru. Kemudian, 57 karyawan dikumpulkan untuk dibuat sebuah eksperimen.

Pertama, mereka diberi situasi untuk brainstorming antar anggota. Kemudian ide yang sudah terkumpul dicatat oleh masing-masing anggota.

Kedua, Cara ini diberi nama asynchronous condition. Para peserta diberikan waktu 8 menit untuk menulis, dan 3 menit untuk membacakan ide-ide mereka. Hasilnya, cara ini menghasilkan ide 71% lebih banyak dibanding ketika hanya beberapa orang yang berperan untuk menyuarakan gagasan-gagasan baru.

Menulis dan mengungkapkan ide seperti metode asynchronous condition ini menghasilkan lebih banyak ide karena setiap anggota mendapatkan kesempatan untuk mengeluarkan gagasannya.

Cocok buat kopdar, komunitas maupun organisasi

Para peneliti menyimpulkan, metode brainwriting ini cocok diterapkan untuk organisasi dan industri yang banyak membutuhkan ide-ide baru untuk menghasilkan produk.

Saya sendiri mengakuinya bahwa ini cocok buat kegiatan seperti yang saya lakuin. Kumpul blogger ini bukan sesuatu yang berhubungan dengan komunitas, hanya sebuah aktivitas bersama tanpa embel-embel lainnya.

...

Ada banyak catatan yang berisi ide-ide teman-teman saya yang kemarin ikutan kopdar. Rata-rata ide yang mereka tuliskan lebih dari satu.

Keuntungan lain dengan teknik ini, adalah memangkas waktu sehingga ajang kopi darat untuk bersilaturahmi sebulan tidak bertemu bisa lebih nyaman dan tidak begitu serius dari awal hingga akhir.


Apa yang mereka tulis kira-kira, ya? Tunggu saja tanggal mainnya.
Sumber original konten klik di sini.

Artikel terkait :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile