Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Cerita Dibalik Makan Siang Bareng Singapore Tourism Board


Lagi, kejadian tentang event menggandeng blogger selalu sama ceritanya. Event yang langsung ditangani dari Jakarta pasti dengan mudah menggandeng blogger. Apakah regional tidak mau mencoba hal yang sama? Aigooo... *lho

Akhir pekan, 9 April 2016, saya dan beberapa rekan blogger plus admin Socmed sedang makan siang bareng orang-orang Singapore Tourism Board (STM). STM sendiri ibaratnya pemerintah Singapore langsung yang ngurusin Wisata negeri mereka.

Mereka sedang ngadain acara di Semarang selama 3 hari, alhamdulillah dotsemarang digandeng buat acaranya. Karena mereka perlu blogger, saya juga mengajak beberapa blogger Semarang.

Makan siang

Seperti biasa, transportasi saya selalu menggunakan sepeda. Setelah sampai di tempat parkir, acara di Paragon Mall, saya bergegas ke tempat yang sudah diberitahu yaitu Kitchen 8, lantai paling bawah di Paragon.


Tempatnya mahal sepertinya dan ini pertama kalinya duduk di sana. Setelah mengisi buku tamu dan mencoba membaur, mata saya tertuju dengan banyaknya hidangan yang tersaji. Jleb..enak nih.

Beberapa perempuan cantik, sepertinya diatas 23 tahun semua, menyilahkan saya duduk dan mengajak bicara soal acara di lantai utama dimana sedang berlangsung 'Pameran Wisata Singapore'.

Karena menghormati tamu yang sedang berbicara dan memberi waktu agar mereka melihat blogger Semarang itu baik, maka saya menunggu waktu kosong untuk segera menyantap hidangan.

Tapi yang terjadi adalah, waktu buat curi-curi tersebut tidak ada. Mereka antusias sekali dengan kedatangan kami. Tanpa terasa, acara utama yang menghadirkan Titi Kamal dan suaminya sudah akan dimulai.

Alhasil, makanan di depan saya harus saya tinggalkan. Dan sesempat mungkin akhirnya saya mendapatkan 1 makanan, itu pun onde-onde. Saya pasrah dengan kehilangan kesempatan tersebut.


Singapore Travel Fair 'Singapura, Seru Bareng'
...

Saya menulis ini karena ini pelajaran berharga buat saya kelak dan mentertawakan diri sendiri. Masa dikasih kesempatan dibiarkan saja karena rasa menghormati. Padahal blogger lain dan bos socmed yang hadir lebih dulu sudah sukses menyantap makan siang.

Kadang saya sedih sendiri membiarkan hidangan tersebut saya tinggalkan. Semoga lain waktu saya tidak melakukan hal bodoh ini lagi. *Haha...

Yang hadir di meja makan : Ismi, Kinanti, mbak Dewi, Tari, dan bos Event Semarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh