Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Cerita Tentang Kofindo Jadi Bahan Tugas Akhir Mahasiswa


Mahasiswa sekarang seakan mengikuti perkembangan Internet dalam pengerjaan tugas akhirnya. Itu yang saya ketahui beberapa waktu belakangan. Entah, apakah ini sudah biasa atau memang sebuah kebiasaan baru menyikapi perkembangan. Termasuk cerita saya ini.

Minggu malam saya melakukan kebiasaan tidak biasa saya untuk menonton film Indonesia. Tidak heran kebiasaan ini membuat karyawan 21 juga ikut bingung, mengapa saya menonton malam-malam. Dan itu bersama seorang perempuan lagi? Saya sudah punya pacar?

Kekhawatiran itu ada bila melihat ekspresi karyawan di sana yang tahu tentang saya setiap kali nonton biasanya sendiri dan kamis siang. Dalam batin, ini hanya teman dan dibayarin nonton untuk ucapan terima kasih saja.

Tugas Akhir Mahasiswa

Teman perempuan yang mengajak saya menonton ini mengungkapkan rasa terima kasih memang dengan cara mengajak saya menonton. Tahu apa film yang kami tonton? Film horor, hahaha... Semcam kesempatan diantara keberuntungan ini namanya.

Maklum, sebagai pria kadang pikiran nakal tersembunyi dibalik kegelapan ruangan bioskop. Tenang, nggak sampai sejauh apa yang kalian pikirkan.

Ia adalah mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Semarang (sekarang sudah lulus). Jurusannya adalah komunikasi dan mengambil kelas ekstensi atau malam. Kelas yang biasanya diisi orang-orang yang disebut karyawan atau sudah bekerja.

Tugas akhirnya ternyata berhubungan dengan dunia Film, tentu Indonesia. Keterlibatan Kofindo di sini memang tidak 100%. Saya hanya menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dan jawaban saya didasarkan pengalaman Kofindo. Makanya saya bilang ini adalah cerita tentang Kofindo.

Tugasnya akhirnya sukses, dan kini ia sudah lulus wisuda. Keberhasilannya ini lah yang membuat saya diajak nonton bareng. Alasan mengambil malam karena ia sudah bekerja dan mencuri waktu seolah hal paling susah untuk dicari baginya.

Saya tidak menyangka bahwa Kofindo akan terlibat menjadi bahan tugas akhirnya. Apalagi orang-orang film sebenarnya sangat banyak di kota Semarang dan lebih expert tentunya.

Obrolan setelah nobar

Saya tahu beberapa mahasiswa sebelum ini juga pernah ngebahas tugas akhir tentang media sosial. Bahkan, akun socmed Semarang menjadi bahan tugas akhir seorang mahasiswi.

Entahlah, apakah media sosial bisa dijadikan bahan tugas akhir bagi pihak kampus? Pengalaman bertemu dengan studi kasus seperti ini memang mengatakan 'iya', dan itu biasa. Saya aja yang kurang mengetahuinya.

Setelah selesai nonton tadi, saya meluangkan waktu menemani perempuan yang menggunakan hijab ini. Katanya ia mau buka puasa karena belum buka dari tadi. Sambi menemani, obrolan singkat pun jadi bahan untuk mengisi waktu di sana.

Tugasnya kelar dan cepat, tidak masalah katanya. Saya yang mendengarkan mau tidak mau juga ikut senang karena pengerjaan tugas akhirnya tidak terkendala satu pun.

Saya jadi iri rasanya mendengar ia bercerita. Andai saja, saya tidak membangun dotsemarang di semester tiga saat saya masih aktif kuliah, mungkin saya akan rajin kuliah dan selesai lebih cepat. Begitulah hidup, menyesal selalu belakangan.
Kofindo merupakan wadah pecinta film Indonesia dan mengajak masyarakat untuk selalu pergi ke bioskop menonton film Indonesia. Info cek akun twitter Kofindo. 
...

Menyenangkan bisa bertemu dengan orang baru dan sedikit berguna buat orang lain. Kofindo yang tujuannya mengajak orang pergi ke bioskop untuk menonton film Indonesia memang bisa dibilang punya sedikit pengalaman untuk bercerita tentang dunia film Indonesia khususnya di Semarang.

Pengalaman tersebutlah yang dapat digunakan buat mahasiswa yang kini sudah lulus tersebut. Luar biasa dan bangga tentunya.

Saya berharap, tugas akhirnya tidak berhenti sampai disebuah jilidan kertas yang kemudian dipajang lalu dipakai sebagai bahan TA adek mahasiswa selanjutnya.

Saya berharap, ia tetap bersemangat menonton film terutama Indonesia agar film kita bisa menjadi raja di negeri sendiri. Yang saya takuti dari mahasiswa yang semangat mengerjakan TA adalah mereka setelah lulus berhenti berbicara dan melakukan apa yang ia semangati sebelumnya.

Kadang sering terjadi, yang penting lulus dan bekerja di sebuah instansi maupun perusahaan. Ah..lupakan, itu hak mereka dan biasa terjadi di negeri ini.

*Terima kasih untuk traktiran nontonnya bila ia membacanya. Saya senang dan bangga dengan yang dilakukannya.

Salam

Artikel terkait :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh