Menurut saya sekarang, teman itu adalah orang yang ada di sekitar hari ini atau sekarang. Sedangkan sahabat adalah orang yang ada di sekitar, kemarin dan akan datang.
Deskripsi teman bagi orang lain tentu berbeda, termasuk pengalaman hidup dan usia. Bagi yang muda, teman adalah seperjuangan. Sedangkan bagi yang seusia saya, teman adalah seperti yang saya sebut diatas, sekarang dan disekitar.
Kebenaran nih, video di bawah ini sangat menarik. Ungkapan yang setidaknya mewakili generasi seperti saya dan mereka yang berada diakhir-akhir kuliah.
Tentang teman
Saya percaya, setiap orang memiliki teman disekitarnya. Waktu SD dulu hingga SMP bahkan SMA, saya memiliki banyak teman. Persamaannya adalah saya senang membawa mereka ke rumah.
Hingga duduk dibangku kuliah, saya pun melakukannya. Bahkan sampai sangat senangnnya berteman, saya membangun perkumpulan atau komunitas. Rumah yang saya tinggali di Semarang sampai rela saya jadikan basecamp semua kegiatan saya dan teman-teman waktu itu.
Memang, tidak semua orang bisa dianggap teman meski timingnya pas. Kadang ada yang datang karena kepentingan, ingin coba-coba atau tertarik. Paling banyak yang saya jumpai adalah sekedar respect karena posisi kita yang strategis dimana pun berada.
Pada akhirnya, teman ini bisa disebut teman saat mereka bertemu hari ini. Saat tidak bertemu, waktu terus berjalan, mereka akan lupa. Pas bertemu pun kadang mereka sungkan, nggak enak, malu dan sebagainya.
Tentang sahabat
Ini yang harus dimiliki manusia bila ingin dikatakan hidup. Mereka ada dan tidak terlihat namun selalu menyapa tanpa perlu diingatkan.
Bertemu dengan mereka selalu ada cerita diwaktu dulu. Penghormatan buat sahabat memang paling tinggi dari yang sekedar berteman.
Mereka hadir karena seleksi alam, bertahan dan pernah menjadi teman. Pertemuannya hampir sama dengan yang namanya teman. Tapi ya itu tadi, sahabat adalah orang yang ada disekitar saja, jarang muncul tapi selalu ingat.
Saya sendiri punya kisah tentang persahabatan. Bahkan beberapa film Indonesia sangat menginspirasi kami pada jamannya. Bumbu-bumbu kehidupan menjadi pemanis, siapa yang dianggap bersahabat. Lumayan menguras air mata bila membaca tentang kehidupan yang beberapa orang harus lebih cepat meninggalkan.
Tidak mudah mendapatkan sahabat karena setiap manusia memiliki tingkat egoisme tinggi dan individual yang bila tidak diimbangi, maka belum bisa disebut sahabat.
...
Mungkin cerita ini akan berbeda saat saya terus bertambah usia. Setidaknya hari ini saat saya berusia 29 tahun, deskripsi teman dan sahabat seperti inilah yang saya lihat.
Jadi jangan heran ketika yang muda merasa marah pada temannya atau mengatakan nggak pantes bersahabat yang mengkhianatinya. Bedakan dulu, berteman dan bersahabat. Bisa jadi, keduanya memang sama tapi porsinya tidak sama.
Apalagi soal urusan asmara. Bisa kacau jadinya. Saya tidak mengakui pertemanan antara wanita dan pria yang sangat dekat dalam sebuah komunitas atau organisasi. Kadang cinta selalu datang di sana. Dan itu bahaya.
Berbeda dengan pertemanan pria yang identik kesetiaan pada saat itu. Saya jadi ingat bagaimana cerita orang-orang disekitar yang punya teman dapat menjerumuskan kehidupan mereka. Mungkin itu menyenangkan bagi sebagian sebelum mereka mengatakan 'fuxx x'.
Artikel terkait pria 29 tahun :
Komentar
Posting Komentar