Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hadir di IMF 2016 Semarang (Hari 1)


Indonesia Marketeers Festival 2016 atau disingkat IMF merupakan acara yang digelar dibeberapa kota di Indonesia. Untuk Semarang sendiri, saya berkesempatan hadir seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menjadi kota ke-5 dan menempatkan Auditorium RRI sebagai tempat penyelenggaraan seperti tahun sebelumnya. Acara yang digelar hari rabu pagi jam 9 ini, 6 April, bisa dibilang kali ini lebih banyak peserta yang hadir.

Mengangkat MEA

Saya hadir bareng 2 blogger Semarang di sini. Ada Kinanti dan Ismi, sempat bertemu juga dengan teman-teman Akber Semarang. Sepertinya undangan yang diberikan bukan kami saja yang datang, mungkin admin socmed Semarang dan blogger lain juga datang. Hingga jam makan siang selesai, ternyata mereka tidak ada yang saya temui.

Tema besar IMF 2016 adalah GROW YOUR SALES WOW YOUR SERVICE. Maka acara yang sebenarnya 2 hari ini, hari pertama lebih banyak ngebahas MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean.

Dari pemkot Semarang yang hadir ada Kepala Dinas Koperasi & UMKM Kota, ibu Litani Satyawati. Lalu kemudian bergilir untuk pengisi acara, dari Marketeers sendiri ada Husin Wijaya yang paling banyak porsi dengan tema MEAnya. Menyusul Jiwasraya, dan sponsor lainnya.

Dari sekian panjang lebar waktu yang digunakan sebelum makan siang, menghadapi MEA haruslah dihadapi dengan cara-cara yang lebih mirip ngomogin personal branding. Tampil beda, berani gagal dan berani bertindak. Beberapa video selama acara akan segera saya unggah untuk menambah referensi nantinya.

Undangan

Saya senang diundang acara beginian. Selain karena beberapa kali pernah bekerjasasama, saya juga punya banyak catatan menarik (kehadiran) tentang acara ini. Itu yang membuat dasar saya akan datang awalnya.

Sayangnya saya dan teman-teman blogger yang hadir, hanya sebatas hari pertama karena undangan. Ada hari kedua yang cukup menggiurkan bila melihat tempat yang digunakan yaitu Aston Hotel. Dan untuk datang kesana tidak gratis bila tidak dapat undangan. Tahu harga undangannya? Ya, diatas 500 ribu atau tepatnya 750 ribu. Bisa tuh bayar kuota internet 5 bulanan.

Beberapa catatan buat event kali ini

Sepekan ini, dunia blogging tanah air sedikit heboh karena tulisan seorang yang mengangkat tema blogger event. *Terpaksa dibahas di sini.

Ya, saya sering hadir acara seperti ini juga karena undangan. Apalagi kehadiran blogger Semarang kadang tidak semua dapat hadir. Melihat yang buat acara, tentu mereka paham mengapa memanfaatkan blogger. Meski, saya akui acara seperti ini masih terlihat sama dengan tahun-tahun lalu dan kurang menarik.

Maklum, pengalaman hadir di sini sudah terlalu sering. Jangankan berharap goddie bag, dapat makan siang saja, seolah itu menyenangkan bagi sebagian yang hadir.

Lalu soal Tagar atau hashtag yang digunakan buat acara yang akan roadshow 17 kota ini juga ternyata tercampur dengan luar. Menurut saya, ini sudah kesalahan. Apalagi yang suka ngomongin Internet marketing.

Soal kicauan di timeline rasanya juga sangat kurang. Setidaknya dotsemarang sudah melakukan live streaming dan teman-teman yang hadir dan duduk disamping saya, juga ikut meramaikan timeline.


Ternyata saat baca postingan IMF tahun 2015, ceritanya juga sama.

...

Entahlah, saya selalu gagal melihat acara tiap yang ngundang adalah regional. Apakah lagi-lagi soal tanggung jawab dan dana terbatas? Mengingat acara ini sudah tiap tahun dilaksanakan dengan penyelenggara utama merupakan nama besar di Indonesia. *Berpengalaman

Sukses hari pertama dengan jumlah peserta yang hadir banyak menurut saya ini juga karena undangan. Segmentasi mahasiswa dan pelaku UMKM menjadi sasarannya. Dan paling dominasi hadir adalah orang-orang yang menjadi sponsor. Dapat dilihat dari baju yang dikenakan.

Hari kedua, acara lebih ekslusif. Kadang saya ingin juga hadir disana. Ketidakhadiran saya dan kawan-kawan di sana dan melihat isi timeline yang kurang power full menjadi catatan tersendiri bahwa BLOGGER SEMARANG masih kurang buat acara ini. Lagi-lagi PR (buat saya pribadi) meski Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia.

Padahal saya pikir, dunia marketing dan blogger memiliki kesamaan. Saya sering membaca majalah mereka karena isinya juga kadang membahas dunia blog. Bila melihat ini, ternyata kita memang berbeda. *Lho sok-sokan haha...

Akhirnya saya mengayuh sepeda menuju rumah meski panas banget cuacanya setelah makan siang. Acara masih berlanjut hingga sore hari. Semacam dapat istilah di sini, kalau sudah kenyang pasti pulang.


Lah, acaranya kurang menarik buat saya. Dan karena undangan, saya boleh dong pergi karena ada aktivitas lain. *nangis dipojokan tanpa membawa apa-apa, plis deh ngeliat wajah yang ikut pulang bareng juga haha..
"Kadang kesuksesan sebuah acara diukur dari seberapa banyak peserta yang hadir. Saya mengalaminya ketika dulu suka membuat acara. Siapa yang hadir dan tamu yang diundang, menjadi kebanggaan tersendiri sehingga saya lupa bahwa acara yang saya lakuin ternyata tetap sama"

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh