Saya adalah orang yang menaruh kepercayaan tinggi pada seseorang. Sekali saja dikhianati atau tidak tahu menahu, sifat positif saya ini langsung menjadi negatif. Pengalaman benar-benar mengajarkan saya menjadi pribadi yang kini kurang begitu percaya sama orang sebelum melihat tingkat kesungguhannya.
Ada email masuk yang isinya undangan buat dotsemarang. Pikiran saya setelah membaca adalah apakah saya mendapat jatah kuota lebih? Bila iya, saya ingin mengajak siapa? Ada beberapa nama yang terlintas. Mulai dari yang sangat loyal hingga orang baru yang selalu saya kasih kesempatan.
Ini masalahnya
Meski sudah saya tanyakan dan tinggal menunggu konfirmasi, saya juga masih bingung untuk memanggil siapa? Pengumuman saya taruh di grup media sosial, saya harap mereka merespon. 1 hari terlewati, hanya ada notifikasi 'siapa yang sudah melihat' dan 'siapa yang like'. Berasa jadi SPB yang nawarin brosur kemudian dibuang tong sampah.
Oke, dicuekin mungkin karena mereka sibuk atau karena mereka memang tidak ingin ikut. Tapi, pikiran saya kenapa selalu negatif. Mbok dikomentarin gitu, maaf saya nggak bisa atau kasih emoticon. Nyatanya tidak ada.
Anehnya, ketika saya cerita acara sepertinya menarik, mereka tergiur ingin ikut dan seolah menyalahkan saya karena tidak pernah mengajak.
Ya, masalahnya ada pada diri sendiri. Mau disuapin mulu. Mau dikasih mulu. Eh, kenapa saya yang repot. Ayo dong, ini waktunya kalian melihat sisi baik saya yang ingin memberikan sesuatu.
Trauma
Beberapa tahun lalu, saya sering mengabarkan ke beberapa blogger Semarang tentang acara-acara menarik. Sayang, harapannya dapat timbal balik setelah itu. Saya memberi undangan, mereka bila mengundang akan mengajak saya. Apalagi undangan blogger ini dari brand, perusahaan maupun pemerintahan.
Ya, saya trauma jadinya. Ada yang diundang tapi nggak datang dengan alasan sibuk. Mungkin eventnya ecek-ecek alias biasa. Pas undangan dari yang gede, malah datang. Jam kantor yang selalu jadi alasan, langsung dipangkas dengan pedang. Mendadak, kue yang saya makan jatuh saat mereka datang dalam satu acara. Lho..hahaha.. manusia..manusia.
Ada juga yang diajak dan diberi undangan keren, datang mulu. Pas ada acara keren, saya nggak tahu dan orang tersebut seolah mau bilang, emang situ aja yang bisa datang ke acara beginian. Mendadak gigit laptop..ada yah orang begini.
...
Saya harus membuktikan apalagi coba buat bilang, yuk datang bareng-bareng. Hargai dong yang kasih kabar, nyediain waktu buat bilang dan masih ingat orang bukan barang. Apa saya gila hormat? Entahlah.. *efek bintang Cancer
Akhirnya, beberapa tahun ini saya malas ngabarin. Yang ada, orang-orang yang dulu jarang-jarang datang, kini selalu ketemu di sebuah acara. Wah, keren yah. Datang juga. Nggak sibuk? Tenang, saya nggak ngambil rejeki yang lain.
Sepertinya datang secara personal itu lebih menyenangkan meski dibilang sombong daripada datang rame-rame sok manis, padahal kasih tahunya berdarah-darah. Haha..
"Tentu, alasan dibalik saya tidak membuat komunitas lagi sekarang ini karena saya tidak ingin baper. Saya sudah melewati fase tersebut. Jadi suatu hari bila berada di fase saya, tolong dong jangan jadi orang seperti saya. Nggak habis-habis masalahnya. Sedih lagi, marah lagi dan galau. Saya udah kasih tahu ini, lho"
Posting terkait blogger :
Klo yg dah confirm tiba tiba mangkir hadir itu yg bikin suasana jd ga enak ya mas
BalasHapusBeh... rasanya mau gigit bangku itu.
HapusHaha..
wah bikin sakit hati lah kayak gitu mas serasa ter iris" .
BalasHapushehe.. bisa jadi :)
Hapus