Gambar : Google
Tahukah Anda bagaimana pemerintah Jepang menarik kunjungan wisatawan saat pelancong dari Cina dan Korea Selatan surut? Memberi fasilitas lebih kepada wisatawan khususnya yang berasal dari Asia Tenggara yang kebanyakan kaum muslim.
Saya masih membaca halaman
majalah Gatra edisi lebaran perlahan-lahan. Saya bingung mau mengungkapkan kekaguman saya dengan negeri tersebut saat membacanya. Mungkin lewat berbagi di blog ini sedikit menyalurkan hasrat saya untuk yang lain.
Jepang yang saya tahu adalah film - filmnya yang terkenal dan salah satunya anime seperi Captain Tsubasa. Saya masih bermimpi untuk pergi ke negeri ini suatu hari. Entahlah kapan, dan semoga saja Allah memberi jalan kepada saya.
Musala Kecil di Bandara
Saat saya menggunakan transportasi udara, pesawat maksudnya, saya tak pernah berpikir bahwa akan berhenti sejenak untuk menyegerakan salat. Akhirnya, saya tak pernah tahu dimana musala untuk bandara-bandara yang pernah saya datangi, Semarang, Balikpapan maupun Jakarta. Kendala saya, belum terlalu religius.
Gambar : Google
Nah di Jepang sana malah bandaranya memberikan fasilitas musala kecil. Sederhana sih bila mengingat negara ini bukanlah negeri seperti Arab maupun negara lainnya yang sudah lazim (mungkin) memberi fasilitas tersebut.
Buku Panduan Wisata untuk turis muslim
Ini apa lagi? Memikirkan sampai segitunya. Yah, mereka benar-benar melihat pangsa pasar wisatawan muslim yang tiap tahun terus bertambah. Saya saja nggak memikirkan hal tersebut, malah.
Gambar : Google
Fasilitas kedua yang diberikan negeri Sakura ini adalah di tempat-tempat transportasi publik pasti tersedia buku panduan wisata untuk turis muslim.
Selain memuat tentang objek wisata favorit di Jepang, buku tersebut memberi informasi tentang lokasi restoran halal dan tempat ibadahnya sekaligus.
Buku panduan wisata di Semarang, saya belum melihatnya. Kedepan sepertinya boleh dicoba nih mengingat tingkat kunjungan wisata selalu didengungkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Turis Indonesia dan Malaysia sekitar 80 ribu orang per tahun
Ketua Dewan Masjid Nagoya, Jepang, Profesor Yamamoto Ikuro, bercerita, dengan sentuhan kecil itu jumlah pelancong asing pemeluk Islam naik dari tahun ke tahun.
Beliau mencontohkan, jumlah turis dari Indonesia dan Malaysia mencapai angka 80.000 orang per tahun. Pelancong dari Timur Tengah jumlahnya memang masih sedikit.
Gambar : Google
"Pemerintah Jepang sangat sadar untuk memperbaiki sistem dalam menerima orang asing. Sekarang cepat berubah situasinya," kata beliau saat berbicara dalam acara fokus group discussion yang digelar Kelompok Kerja Gaya Hidup Halal Masyarakat Ekonomi Syariah pada tanggal 12 Mei 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
...
Ini sangat menarik menurut saya yang saat ini sedang mengikuti perkembangan gaya hidup Halal. Melihat Jepang melakukan perubahan tersebut, semacam memberi saya tambahan ide-ide untuk artikel saya berikutnya di dotsemarang.
Buat pembaca, mungkin ada yang sudah biasa dan harap maklum karena saya baru mengikuti. Dan yang belum tahu ini seperti saya bisa jadi ini adalah rekomendasi dan inspirasi. Saya hanya ingin berbagi tentang sesuatu yang menarik saja. Masih banyak lagi nih yang bisa menjadi inspirasi yang ingin saya bagi. Tunggu saja :D
Bila ini diterapkan kota-kota Indonesia tentu pangsa pasarnya adalah wisatawan lokal dan mancanegara seperti tetangga. Di Semarang, saya melihatnya Masjid Agung Jawa Tengah yang populer untuk dikunjungi.
Salam blogger
Komentar
Posting Komentar