Gambar : Google
Jujur saya bukan orang yang di jaman sekolah hingga menjadi mahasiswa adalah pemberontak. Saya jarang ikutan demo, menjadi pengurus OSIS, gerakan mahasiswa dan sebagainya. Saya lebih senang sebagai pengamat dan orang yang hanya menyukai sepakbola serta menulis. Inilah mental saya, dan mungkin kekurangan bagi orang yang benar-benar tangguh kebalikan dari saya.
Beberapa hari ini saya jadi kepikiran dengan kotak kolom komentar yang ditulis seseorang. Yah, orang ini saya kenal tapi gak begitu akrab. Sekedar tahu bagaimana aktivitasnya dan pekerjaannya yang berkebalikan dengan saya. Tipe mental keras.
Ketika ia meninggalkan komentar terakhirnya, saya jadi geli sendiri. Ingin pergi dari komentar dengan baik-baik tetap saja ujungnya mengatakan 'beda mental'.
Bagaimana yah mau bilang. Saya jadi bingung ketika mental yang ditujukan buat dotsemarang ini bukan untuk mental pemberontak dan keras. Dotsemarang itu seperti saya, hanya mau bilang ke paman google, Semarang itu kekurangan informasi. Seperti event salah satunya. Itu terjadi pada waktu pertama-tama saya menginjakkan kaki di Semarang.
Saya hanya menulis sesuatu yang sederhana tentang kota ini bahwa kota ini menarik dan butuh orang yang menceritakan yang sepele itu. Bahkan hingga sekarang, mencari acara di mesin pencari masihlah sangat sulit meski ini sudah lebih dari 4 tahun dotsemarang berdiri.
Saya hanya menempatkan diri sebagai blogger. Orang yang rajin mengupdate informasi yang kurang menarik menjadi lebih menarik. Saya sadar saya tidak punya payung hukum dan latar belakang mental saya bukan seorang pemberontak membuat saya hanya tahunya mencari aman.
Jadi, maaf kalau harapan seseorang yang menganggap blogger seperti saya bisa bercerita sangat keras untuk apa yang saya tulis yang katanya ingin memajukan kotanya. Bukan itu tujuan besarnya mengapa dotsemarang hadir. Dotsemarang hanya fokus pada informasi sederhana yang jarang terekspos saja. seperti yang saya sebut diatas.
Tulisan ini saya tulis sebagai obat saya untuk meluapkan emosi yang begitu suka menari-nari dikepala saya. Jangan samakan blogger dan jurnalis. Meski sama, tetap kita berbeda khususnya payung hukum.
Komentar
Posting Komentar