Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Begini Rasanya Terbakar Api

Gambar : Google

Pernah merasakan tubuh terbakar api? Seluruh tubuh maksudnya, bukan tangan aja. Ngebayangin adegan film dengan pemain yang kebakar udah ngeri, bagaimana kalau diri sendiri. Kemarin saya ngalami, hangus :|

Tunggu dulu, saya masih baik-baik saja sekarang. Ini bermula saat aktivitas sore saya hari senin kemarin mau bakar daun kering. Bingung mau bakarnya pake apa, selain korek. Akhirnya saya menunda sejenak dan bergegas mencari bensin eceran.

Kebiasaan, kalau sudah dicari pasti nggak ketemu. Pada ngumpet kemana penjual bensin ini sambil melirik botol minuman sebagai wadah nantinya saat ditaruh. Karena mau pake sedikit saja, jadinya berharap beli setengah liter saja. Dan itu sulit mencarinya.

Hangus semua

Dengan rasa percaya diri saya menghampiri lubang selokan  yang sudah saya kumpulin dengan banyak daun kering. Niat baik yang sudah terencana membuat saya berpikir polos. Siram sana, siram sini (dikit-dikit sih).

Tanpa pikir panjang dengan daun yang sudah dikasih bensin, langsung saya bakar dengan pematik. Saya lupa kalau bensin itu cepat sekali mencium api. Tangan saya kebakar daun satu biji dan langsung saya lempar karena panik, duarrr.... apa yang terjadi..

Api menutupi badan saya hingga diatas kepala. Efek bensin itu memang luar biasa. Jarak tubuh saya dengan lubang pembakaran tersebut hanya kurang dari 1 meter. Dan begitulah rasanya tubuh ini kebakar meski tidak lebih dari 5 detik dan api langsung mengecil.

Bau gosong langsung memberitahu saya bagaimana bulu mata saya habis kebakar, rambut depannya lumayan banyak yang kena dan paling parah adalah bulu tangan dan kaki sukses bersih tanpa menggunakan wax yang biasanya seperti iklan di televisi.

Untung nggak ada tetangga yang lihat *eh takut juga sih. Setidaknya sore itu saya merasakan (pengalaman pertama) yang mengerikan tentang kebakar. Bodoh banget berpikir bensin dan minyak tanah sama hari itu.

...

Tidak ada luka bakar atau pakaian yang terbakar, yang ada bau hangus meski saya sudah mandi. Namun yang benar-benar membuat down adalah bulu mata yang lumayan habis ini apakah gara-gara ini saya nantinya bisa melihat yang aneh-aneh. Kebanyakan nonton film horor.

Ternyata tidak ada hingga tulisan ini dibuat. Bensin yang ada di botol itu masih lumayan banyak, kira-kira besok mau ngelakuin lagi nggak yah :D

Apes!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh