Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Dilemanya Mau Liputan Acara Karnaval Sesaji Rewanda



Setelah resmi melihat jadwal acara Sesaji Rewanda, saya pikir untuk menuju kesana dengan sepeda adalah ide menarik. Saya harus berangkat 2 jam sebelum acara, kata hati saya yang menegaskan bagaimana harus merealisasikan ide barusan yang masuk. Namun pada kenyataannya saya tidak jadi bersepeda. Saya galau.

Wajah cantik gambar diatas adalah satu diantara banyak momen yang saya abadikan dengan kamera digital (pocket) dengan zoom paling full saat sudah di acara. Saya harus akui juga bahwa kamera ponsel belum bisa mengalahkan kekuatan zoom dari kamera digital yang harganya lebih murah daripada harga ponsel yang saya bawa (zenfone 2). Miris :|

Seperti perempuan cantik

Lupakan gambar diatas dan mari melihat isi otak saya yang berpikir keras untuk mau hadir di acara sesaji Rewanda yang digelar hari kamis, 23 Juli 2015 di Goa Kreo, Desan Kandri.

Bagi saya, acara ini seperti perempuan cantik. Indah, seksi, dan memiliki tantangan untuk menghampirinya. Acara ini juga adalah kedua kalinya saya hadiri setelah setahun lalu juga pernah kesini. Bila tahun kemarin bareng rekan saya, kali ini hanya sendiri. Silahkan baca review singkatnya di website dotsemarang atau langsung klik disini.

Dilemanya

Hingga jam 6 pagi dari jam bangun saya dini hari, perasaan saya benar-benar dilema. Apa benar mau datang ke acara ini menggunakan sepeda. Dipikir-pikir, lokasinya jauh juga. Masalah utamanya adalah jalurnya yang naik turun. Jalur tanjakan benar-benar jadi masalah sepertinya.

Waktu yang terus berjalan tanpa sadar membuat saya banyak kehilangan momentum. Dan rencana naik sepeda harus batal juga. Waktunya mepet banget kalau berasumsi dari rumah ke lokasi 2 jam. Ini sudah tinggal 1 jam lagi acara dimulai.Batal dan terpaksa pinjem kendaraan orang rumah.

...

Acara budaya memang selalu menarik. Jangan salah, puluhan wartawan sudah ada disana. Mulai menenteng kamera DSLR hingga SLR yang lensanya panjang-panjang. Adakah blogger seperti saya disini yang saya kenal? Atau saya saja yang nekat datang kesini.

Ah sudahlah, setidaknya saya tahu apa yang terjadi selama acara dan meski harus disayangkan karena tidak sebanyak tahun lalu yang menyaksikan, acara ini tetaplah seperti perempuan cantik. Sayang kalau dilewatkan.

Salam blogger

Komentar

  1. Mungkin moment yang kurang pas dimana sebagaian orang masih pada mudik bahkan sudah harus kerja menjadikan acara tersebut tak sebanyak orang yang menyaksikan seperti tahun lalu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya