Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Religius dan Tentang Menjaga Komitmen


[Artikel 9#, kategori Amir] Menjaga komitmen itu tidak mudah. Harus pantang menyerah dan selalu berkaca. Kalau semua yang kita lakukan itu benar, saya yakin, rasa hormat, bangga, dan berbagi terlihat lebih mudah. 

Apa kabar si Amir? Pria yang masih terus menjaga komitmen buat dirinya sendiri. Akhir-akhir ini, ia lebih terlihat religius. Solat 5 waktu, mengaji dan bahkan puasa Senin dan Kamis. Wah, saya benar-benar tersinggung sebagai muslim yang masih banyak kekurangan bila berada didekatnya.

Biarlah, saya turut senang dengan perubahan yang terjadi saat ini. Dan saya juga harus berterima kasih kepada mereka yang mengangkat isu Gubernur Jakarta menjadi viral. Dampaknya benar-benar bisa saya rasakan saat ini. Ada orang baik yang bisa lebih baik lagi karena menemukan takdirnya yang ia cari selama ini.

Disatu sisi, saya senang dengan perubahan sikap yang terjadi. Namun disatu sisi lain, perubahan itu adalah tantangan untuk dia menjawab komitmennya yang telah ia mulai. Apakah bisa terus pergi ke masjid saat subuh, apakah ia tidak lupa dengan panggilan suara Azan saat tubuhnya merasa lelah.

Bagi saya, ia masih selalu kesulitan menjaga komitmen. Yang akhirnya sikap inkonsisten terus yang diperlihatkan dan dapat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari.

Bila ia bisa melewati dan bersabar dengan waktu, saya yakin ia akan menjadi pribadi yang luar biasa. Dari ibadah, ia bisa belajar berkomitmen pada dirinya sendiri. 

...

Saat seseorang ingin menjadi lebih baik, itu perlu didukung. Namun saat seseorang sudah berusaha tapi gagal, terkadang kita merasa sudah lelah dengan apa yang kita katakan sebagai penyemangat.

Memang diri sendiri yang bisa mengubah, dan tidak ada orang lain yang dapat mengubah. Inilah pentingya menjaga komitmen bagi diri sendiri. Berani yakin, berani bertindak, berani mendengarkan isi hati dan berani mengkesampingkan berbagai kepentingan.

Menjadi orang baik itu masih sulit menurut saya. Semoga kamu bisa!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun