Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Membangun Kompetisi Liga Blogger yang Mandiri


Gambar : Google

Dengan kemandirian bukankah bisa berdiri dan tidak tergantung oleh yang lain. Liga Blogger diharapkan bisa mengelola kompetisi secara mandiri. Masalah utamanya selalu finansial, khususnya hadiah. Apakah bisa musim keempat LBI berjalan mandiri atas partisipasi anggota yang mengikutinya?

Susah!! Begitu perasaan yang saya dapatkan untuk mencoba melihat masa depan kompetisi ini dengan beberapa blogger yang masih tergabung dalam grup LBI. Selain terdiam, perasaan mereka juga harus dipahami. Seperti memaksakan kehendak rasanya.

Terinspirasi artikel Masjidpreneurship

Masjid bisa menjadi hub untuk menjalankan beragam aktivitas ekonomi (value-creating activities) yang memberikan kemanfaatan umat, termasuk di dalamnya aktivitas bisnis dan perdagangan. Dengan menjadi unit ekonomi yang mandiri, maka komunitas masjid akan memiliki segudang kegiatan bermanfaat mulai dari kegiatan keagamaan, pendidikan, seni-budaya, sosial, atau bisnis yang bermanfaat bagi umat.

Dan alangkah indahnya jika seluruh kegiatan itu dibiayai secara mandiri karena adanya pengeloaan bisnis dan keuangan yang profesional. Harus diingat, dana zakat, infaq, sedekah, wakaf (ZISWAF) dari jamaah merupakan sumber pendanaan mandiri bagi masjid yang potensinya luar biasa. Kalau sumber dana ini bisa digalang dan dikelola secara profesional, maka fungsi masjid sebagai agen kemakmuran bukanlah sekedar mimpi di siang bolong. Baca lengkapnya disini.

Kompetisi mandiri

Saya membayangkan tentang uang iuran saat mengikuti kompetisi. Semisalnya saja 50 atau 100 ribu. Dengan jumlah anggota 30 orang bila dihitung 100 ribu bisa didapatkan 3 juta. Memberikan juara LBI tidak lagi berat rasanya dan mungkin bisa untuk juara kedua dan favorit.

Yah, seperti artikel Masjidpreneurship saya berharap seluruh kegiatan LBI dari anggota pemasukannya. Tidak berat sih bila hanya mengeluarkan 50-100 ribu hanya 1 kali kompetisi (3 bulan). Yang berat mungkin kompetisinya dari soal waktu dan jumlah postingan. Toh, semua bisa dapat memberi masukan soal ini.

Dengan adanya bisnis mandiri, saya bisa mengambil rekan untuk membantu saya bekerja mengelola kompetisi jauh lebih baik. Jujur aja saya mengerjakan LBI sendiri bukan karena tidak percaya, hanya tidak ada uang untuk membayar orang-orang untuk sekedar uang internet.

Masa sih, era dimana blogger berlomba-lomba mendapatkan juara seperti smartphone, uang tunai dan sebagainya susah ngeluarin uang yang relatif sedikit.

Soal untung rugi

Sekali lagi, tujuan LBI adalah kompetisi. Yang terbaik ada diatas. Caranya, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Sama seperti sepakbola. Mungkin karena masih bingung, kalian tentu masih ragu. Setidaknya LBI sudah memberikan cara terbaik untuk kita tetap bersilaturahmi.

Itu untungnya dan mungkin kalian bisa menjawab sendiri. Soal rugi, yah mau gimana lagi. Kalah adalah sesuatu yang tidak mengenakkan ditambah musim depan rencananya bayar, ini makin memperburuk suasana. Ingat, ini kompetisi bukan lomba blog dimana sang pemenang adalah mereka yang sudah berpengalaman dalam dunia blogsphare tanah air.

Tiga kali kompetisi LBI berjalan, 2 diantaranya yang juara adalah mereka yang tidak pernah diperhitungkan. Modalnya hanyalah berani untuk mempertahankan.

...

Saya bukan menyerah atau malas mendapatkan kerjasama dengan sponsor. Tahun 2015 ini saat LBI musim ketiganya, saya sudah bekerja keras untuk mendapatkan kerjasama. Dasarnya awal tahun promosi belum muncul mungkin blogger masih tidak menarik saat itu.

Sudah persentasi diruangan khusus salah satu perusahaan telekomunikasi, punya relationship yang kenal baik, hingga mengirimkan proposal ke luar Semarang. Semua memastikan LBI adalah aneh dan kurang menarik. Apalagi yang mengelola blogger yang tidak memiliki badan hukum sebagai jaminan untuk mencairkan uang, biasanya.

Kompetisi LBI lebih mandiri adalah harapan saya kedepan. Respon anggota LBI yang adem ayem memang harus saya pahami bahwa buat apa ngeblog dituntut dan disuruh bayar lagi. Belum lagi hadiahnya didapat.

LBI memang tidak menjamin semua anggotanya sejahtera. Andai saya pemilik perusahaan platform gede (besar), sudah saya buat sendiri tanpa bantuan yang lain. Tapi, saya takutnya lupa diri dan meninggalkan anggota yang setia karena alasan ini BISNIS dan hajat hidup karyawan.

Saya butuh dukungan kalian!

Salam blogger

Komentar

  1. Salam,

    Kalau boleh tahu, konsep Liga Blogger ini seperti apa dan bagaimana bentuk "pertandingannya"? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mas Jerry Han,

      Untuk konsep Liga Blogger persis seperti kompetisi sepakbola liga Inggris dan lainnya alias menggunakan klasmen.

      Untuk pertandingannya, sama juga. Jadi blogger satu dengan blogger lainnya.

      Sementara saya belum bisa jelaskan secara rinci karena domain ligablogger yg dulu-dulunya berdiri sendiri akan saya gabungkan dengan dotsemarang.com.

      Sementara ini dulu yang bisa saya jelaskan. Terimakasih sudah berkomentar disini

      Hapus
    2. Salam,

      Sebenarnya saya suka konsep LBI ini. Bagi saya, event nya unik dan positif. Selain silahturahmi juga merangsang kegiatan menulis dan lebih mengenal dunia internet karena sekarang jamannya digital.
      Dan membaca kisah di atas, yang ingin saya tanyakan, sponsor yang dimaksud ini sponsor dalam hal apa? Apakah sponsor dalam marketing, atau mungkin sponsor dalam pengadaan hadiah?

      Hapus
    3. Ternyata LBI sangat menarik perhatian, yah.

      Saya baru saja menulis postingan terbaru hari Sabtu. Mungkin tertarik juga membacanya.

      Untuk sekarang, saya berharap sponsor lebih menyediakan pengadaan hadiah. Jujur saya, 2 musim atau 2 kali penyelenggaraan terakhir LBI, hadiah dari kantong pribadi.

      Itupun tidak banyak dan hanya diberikan untuk 1 pemenang. Lalu, bagaimana dengan nasib saya, entahlah saya belum memikirkan karena membuang waktu, tenaga dan pikiran. Saya berharap peserta LBI tetap bersemangat, itu saja pikir saya.

      Hapus
  2. Kalau mau jadi sponsor, bagaimana caranya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah serius. Kalau serius kita bisa pindah tempat obrolan. Mungkin bisa lewat email di dotsemarang at gmail com

      Mengapa harus menjadi sponsor?
      Apa yang diminta dari kompetisi ini?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun