Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Evan Dimas Disambut Hangat La Liga


Berita tentang Evan Dimas awal tahun 2016 terus menarik perhatian saya. Dan sekarang, awal februari, Evan benar-benar menjadi sesuatu yang lebih sekedar membanggakan. Evan Dimas ke Spanyol.

Postingan ini sebenarnya tidak direncanakan mengingat saya sudah cukup banyak memiliki draft buat dipublish. Saat melihat timeline dimana Evan Dimas jadi TT, dan tag / label untuk sepakbola saya masih baru 6, akhirnya saya memutuskan menulis ini.

Harapan yang begitu tinggi

Sebelum pergi, berita-berita nasional maupun media sosial menyajikan gambaran bagaimana sosok Evan yang begitu dipuja bak selebriti papan atas. Bahkan untuk pamit pergi ke Spanyol saja, Evan pamit ke Menpora dan beritanya langsung ramai.

Ya, mungkin ada yang sama seperti saya yang melihat harapan tinggi pada Evan Dimas diawal-awal karirnya. Bahkan waktu itu saya membayangkan serial animasi Jepang yaitu Tsubasa. Perjalanan panjang menuju Eropa adalah sesuatu yang selalu positif.

Saya berharap ada jejak kisah pemain Indonesia di luar negeri di era millenium ini seperti pada era Park Jisung bersama Manchester United. Dimas sebentar lagi, dan semua orang berpikir 'inilah waktunya'.

La Liga yang hangat

Saat membaca kanal berita nasional, saya melihat akun twitter yang disematkan dalam postingan tersebut. Wah, itu akun official resmi La Liga atau PSSI nya Spanyol.

Betapa hangatnya mereka menyambut seorang yang bernama Evan Dimas. Memang sih klub yang menjadi tujuan Evan bukanlah klub idola saya dimana ada Ronaldo disana. Tapi, melangkah sampai kesana, membuat saya iri saja.


...

Hai Evan, suatu hari ketika kamu baca ini. Saya juga pemain bola, tapi dulu ketika masih sekolah dan akhirnya melepaskan mimpi karena tidak ada harapan untuk masuk klub profesional.

Saya seorang juara, kapten, kreator atau yang biasa disebut fantasita, dan fanatik MU. Ketika namamu muncul beberapa tahun terakhir ini, saya tahu bahwa seorang pemain besar akan hadir.

Selamat berlatih di Espanyol dan tanah matador. Jangan sia-siakan kesempatan berharga ini. Ketika banyak anak bangsa yang bermimpi bermain di luar negeri, kamu sudah mendapatkan golden ticket.

Akhirnya postingan sepakbola saya sudah sampai 7. Menyedihkan memang melihat nilainya. Tapi mau gimana lagi.

Salam

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh