Meski disatu sisi Twitter sangat dimanfaatkan berbagai brand, dan lembaga, termasuk memanfaatkan jasa blogger setiap acara, microblogging dengan logo burung biru ini tahun ini seolah dianggap yang menggunakan hanya generasi tua. Saya kok jadi gimana gitu? Penasaran juga untuk menggali konten ini.
Pagi ini cuaca Semarang cerah, meski malamnya sempat hujan. Suasana rumah juga sedang ramai-ramainya karena kedatangan mertua Karin (adik kedua dari Difa). Ada banyak cerita menarik yang nanti akan saya ceritakan di sini (blog) tentunya.
Bicarin Twitter saat ini, sepertinya saya setuju dengan beberapa artikel media online Nasional yang mengatakan bahwa saat ini pengguna akun dengan 140 karakter ini hanya dihuni orang-orang itu saja. Seperti generasi saya dan beberapa generasi di atas saya.
Ini artinya pertumbuhan Twitter stagnan alias tidak bergerak. Berbeda dengan Instagram dan raja media sosial, Facebook. Namun katanya juga, FB juga mulai ditinggalkan generasi muda. Duh, generasi ini benar-benar bahagia sekali.
Di Indonesia, Twitter Mulai Ditinggalkan Anak Muda
Judul di atas saya ambil dari
tekno.kompas.com (13/2).
Isinya sedikit saya ambil berikut ini;
Laporan keuangan Twitter yang dirilis Rabu (10/2/2016) lalu mengungkapkan hal sebaliknya. Disebutkan bahwa jumlah pengguna aktif Twitter di Indonesia yang berusia 16-24 tahun lebih sedikit dari wilayah lain seperti Spanyol, Meksiko, dan Inggris.
Bulan lalu, lembaga survei JakPat mengatakan bahwa para anak muda Indonesia lebih jarang memakai Twitter secara reguler dibanding segmen pengguna lain yang lebih tua, yakni kalangan berusia 26 tahun ke atas. Kaum muda di bawah batas umur tersebut cenderung beralih ke layanan lain seperti Facebook, Instagram, dan Line.
"Orang-orang menggunakan media sosial untuk mencari hiburan dan bersenang-senang," katanya. "Sementara Twitter di Indonesia lebih dikenal sebagai alat pencari berita serta ajang debat dan politik. Jadi layanan ini menarik kalangan serius yang berusia lebih tua," pengamat teknologi Aulia Masna.
...
Mau gimana lagi, coba? Beberapa sahabat dan teman saya pun jarang ngetweet dan bahkan tidak aktif. Mereka malah beralih ke media sosial yang lebih nyaman seperti Path, Line maupun Instagram.
Berhubung saya sedikit paham manfaat twitter bukan sekedar update status, berhubungan dengan marketing, saya sepertinya masih belum akan beranjak dari Twitter. Saya percaya, orang-orang Twitter juga merasa bosan dan butuh penyegaran dengan aplikasi mereka ini.
Tapi ada satu kebencian saya tentang pengguna yang memanfaatkan Twitter hanya untuk menyalurkan saluran mereka seperti dari path, maupun Instagram. Untung Line juga nggak ikutan nyebarin ke Twitter. Aneh rasanya. Kalau mau Path, ya Path aja. Twitter tetap digunakan, sekali sapa nggak balas dan isinya kudu buat baper aja. *hahaha
**Ternyata TUA juga
Ilustrasi Gambar : Blogger Semarang
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar