Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Sedih, Sekaligus Terima Kasih Buat Blogger Ini


Sepertinya saya sudah belajar memahami bagaimana blogger yang serius dan sekedar main-main untuk mengikuti kompetisi Liga Blogger Indonesia. Kenyataannya, lagi-lagi terjadi. Saya sangat sedih, tapi juga berterima kasih untuk mereka.

Hingga pekan kelima LBI, 2 blogger peringkat terbawah sukses tidak mengikuti pertandingan sama sekali. Padahal keduanya punya semangat dan setidaknya mewakili 40 blogger yang tidak lolos sebelumnya dari total 80 calon peserta.

Sedih

4 tahun membangun kompetisi dengan harapan selalu tiap tahun lebih baik ternyata masih saja kecolongan. Apakah karena faktor LBI atau mereka pribadi sendiri? Saya meyakini ini mungkin karena hadiah kurang greget saja.

Disatu sisi melihat timeline mereka masih sangat aktif. Berkicau, menulis blog dan bla-bla. Mereka seperti pembunuh berdarah dingin. Tahu tapi pura-pura tidak tahu. Ditanya sibuk tapi...entahlah.

Mungkin ini yang dinamakan kompetitifnya kehidupan era globalisasi yang menyebabkan seseorang sangat lelah, stres dan benar-benar sibuk sehingga lupa dengan komitmen yang dibangun. Semacam PHP.

Karena ini, saya akan belajar untuk menseleksi calon peserta yang lebih baik dan juga memberi daftar hitam kepada mereka yang abai dengan kompetisi ini. Kalau tidak berniat, seharusnya memberikan jalan kepada calon peserta yang sangat ingin mencoba.

Terima kasih

Ada malam dan juga ada siang. Meski mereka sangat mengecewakan, mereka ternyata menjadi opsi untuk membuat pekerjaan saya sedikit ringan. Lawan mereka pasti akan mendapatkan poin penuh dan saya tidak begitu sibuk membuka daftar puluhan postingan akhir pekan.

Saya sangat berterima kasih sekali karena keduanya menjadi sisi gelap kompetisi dan memudahkan aktivitas peserta lain tanpa harus berjuang.

...

Black list atau daftar hitam akan menjadi wacana menarik bila kompetisi berikutnya juga terlaksana. Saya berharap demikian. Karena peserta seperti ini yang membuat kompetisi kurang kompetitif.

Saya tidak akan mentoler lagi apapun alasan saat peserta hingga pekan kelima ini punya alasan sibuk. Mungkin karena terlalu menjadi selebriti, makanya kompetisi LBI dianggap main-main.

Pengalaman seharusnya menjadi guru, dan saya malah jadi pecundang karenanya. Info Liga Blogger Indonesia bisa diikuti di http://ligabloggerindonesia.blogspot.co.id.

Gambar : Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun