Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sedih, Sekaligus Terima Kasih Buat Blogger Ini


Sepertinya saya sudah belajar memahami bagaimana blogger yang serius dan sekedar main-main untuk mengikuti kompetisi Liga Blogger Indonesia. Kenyataannya, lagi-lagi terjadi. Saya sangat sedih, tapi juga berterima kasih untuk mereka.

Hingga pekan kelima LBI, 2 blogger peringkat terbawah sukses tidak mengikuti pertandingan sama sekali. Padahal keduanya punya semangat dan setidaknya mewakili 40 blogger yang tidak lolos sebelumnya dari total 80 calon peserta.

Sedih

4 tahun membangun kompetisi dengan harapan selalu tiap tahun lebih baik ternyata masih saja kecolongan. Apakah karena faktor LBI atau mereka pribadi sendiri? Saya meyakini ini mungkin karena hadiah kurang greget saja.

Disatu sisi melihat timeline mereka masih sangat aktif. Berkicau, menulis blog dan bla-bla. Mereka seperti pembunuh berdarah dingin. Tahu tapi pura-pura tidak tahu. Ditanya sibuk tapi...entahlah.

Mungkin ini yang dinamakan kompetitifnya kehidupan era globalisasi yang menyebabkan seseorang sangat lelah, stres dan benar-benar sibuk sehingga lupa dengan komitmen yang dibangun. Semacam PHP.

Karena ini, saya akan belajar untuk menseleksi calon peserta yang lebih baik dan juga memberi daftar hitam kepada mereka yang abai dengan kompetisi ini. Kalau tidak berniat, seharusnya memberikan jalan kepada calon peserta yang sangat ingin mencoba.

Terima kasih

Ada malam dan juga ada siang. Meski mereka sangat mengecewakan, mereka ternyata menjadi opsi untuk membuat pekerjaan saya sedikit ringan. Lawan mereka pasti akan mendapatkan poin penuh dan saya tidak begitu sibuk membuka daftar puluhan postingan akhir pekan.

Saya sangat berterima kasih sekali karena keduanya menjadi sisi gelap kompetisi dan memudahkan aktivitas peserta lain tanpa harus berjuang.

...

Black list atau daftar hitam akan menjadi wacana menarik bila kompetisi berikutnya juga terlaksana. Saya berharap demikian. Karena peserta seperti ini yang membuat kompetisi kurang kompetitif.

Saya tidak akan mentoler lagi apapun alasan saat peserta hingga pekan kelima ini punya alasan sibuk. Mungkin karena terlalu menjadi selebriti, makanya kompetisi LBI dianggap main-main.

Pengalaman seharusnya menjadi guru, dan saya malah jadi pecundang karenanya. Info Liga Blogger Indonesia bisa diikuti di http://ligabloggerindonesia.blogspot.co.id.

Gambar : Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh