Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pria Selalu Rela Menjemput Wanita yang Disukai


[Ini adalah artikel ke-8 kategori Cinta] Pas banget turunnya hujan sore ini membuat saya teringat seseorang. Wanita cantik, berkerudung dan punya senyum manis. Saya sebagai laki-laki tak mungkin tak terpedaya oleh mahkota yang dimilikinya.

Kita kembali ke masa lalu, setahun lalu. Entah, saya lupa mengingatnya. Yang jelas waktu itu sedang berlangsung gelarang Jateng Fair.

Pergi bareng

Sebelum Anda membaca bagaimana kisah ini, saya mau menceritakan awal pertemuan kami. Lagi-lagi dalam sebuah acara juga. Saya menghadiri undangan yang dikirim lewat email dari teman saya. Di sana saya bertemu dengannya yang ternyata sedang meliput acara.

Ternyata masih mahasiswa. Busana yang dikenakan islami banget dengan hijab yang cantik menyelimuti tubuhnya. Kamera besar yang dibawanya mau tidak mau menyorot siapa saja yang ada di dalam ruangan. Sejak pertemuan itu, kami mulai sering ngobrol lewat chatting.

Sore setelah kejadian berkenalan sebelumnya, ia mengajak saya menemaninya liputan Jateng Fair. Sebagai pria yang saat itu juga sedang single tentu tak melewatkan kesempatan begitu saja. Saya menyetujui.

Karena ini pertama kali pergi dengannya, perlu momen spesial tentunya. Saya tidak mungkin menggunakan sepeda untuk pergi dengannya. Akhirnya kunci mobil sudah ditangan setelah berhasil meminjam pada pemiliknya.

Malam itu, kami pergi berdua. Jujur itu menyenangkan. Apakah ini sebuah awal yang baik? Pasti semua pria memikirkan begitu. Saya melupakan semua aktivitas rutin saya yang biasa tidur diawal malam. Semua dilakukan untuk langkah pertama dalam menjalin hubungan antara pria dan wanita.

Tidak jadian

Perasaan saya setelah melewati tahap pertama tentu sangat senang. Obrolan kami makin intens. Ternyata ia memiliki keluarga yang tinggalnya dekat dengan rumah saya. Wah, Tuhan sepertinya berpihak pada saya.

Entahlah, apakah pola wanita yang selalu mengumbar-ngumbar tali seperti benang layangan atau saya yang gagal meyakinkan perasaan. Ia selalu punya alasan untuk tidak datang ke rumah saya meski ia sedang berada di dekat rumah.

Pernah sekali mengundang, tapi saya tidak datang. Waktu itu ia sedang ada acara selamatan. Saya berpikir belum saatnya bertemu keluarganya, karena saya ingin melihat apakah si wanita tertarik kepada saya.

Beberapa kali ada di sekitar rumah dan tidak pernah berhasil membujuknya mampir, meski saya bilang rumah saya ramai jadi jangan khawatir takut diapa-apain, tetap saja tidak mau.

Satu petanda bahwa sifat wanita seperti ini berarti memang tidak tertarik. Langkah kedua, saya rasa ini gagal. Padahal perlu banyak langkah untuk mengetahui apakah wanita tertarik atau tidak dalam sebuah hubungan asmara. 

Saya anggap gagal. Dan kita berdua tidak pernah jadian. Setelah saya yakin ia hanya senang berteman, sejak itu saya tidak lagi mengobrol dengannya seintens sebelumnya. Memiliki banyak teman itu menyenangkan, tapi untuk sebuah alasan pertemanan berbeda lawan jenis, itu tidak menyenangkan.

...

Sebagai pria, tentu kita akan terus menuruti apa kata wanita yang dianggap disukai. Ini adalah kehebatan wanita tanpa harus berkata-kata. Sayangnya, tidak banyak wanita yang saya jumpai mau menjemput pria pada saat mereka baru kenalan. Ada?? Pastinya.

Memiliki sebuah hubungan dekat dengan seorang wanita itu menyenangkan. Tapi jangan dianggap si wanita akan suka kepada kita, meski sudah sangat intens berkomunikasi maupun pergi berdua sebagai langkah awal ketertarikan.

Perlu banyak langkah sebelum mengetahui bahwa ia tertarik. Ingat rumusnya, wanita tertarik belum tentu cinta. Tapi sebelum jatuh cinta kepada wanita, kita perlu membuatnya tertarik kepada kita.

Banyak cara untuk mengetahui rasa ketertarikan. Salah satunya yang saya coba di atas. Saya percaya, di era modern pasti ada wanita yang berani melangkah lebih dulu dari pria.

Komentar

  1. Saya akan selalu ingat rumus yang kau punya kang yaitu Wanita tertarik belum tentu cinta :-) tapi kenapa ya selalu saja ada rasa cemburu padahal hanya tertarik saja ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Hmm.. soal itu selalu ada.
      Emang bisa cemburu kalau tidak tertarik? Balik logikanya.

      Kalau mau diterusin, dekatin aja terus. Asal masih single, baik kamu atau dia.

      Tapi kalau nggak, jangan deh.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh