Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Komunitas Instagram Semarang Mulai Masuk ke Ranah Berbagi Offline

Gambar Ilustrasi : Google

Akhirnya komunitas Instagram Semarang, dimana saya pun ada ikut ambil bagian dari komunitas ini, memiliki agenda forum offline. Acara sharing offline yang biasa dilakukan komunitas pada umumnya. Sesuatu yang baru bagi komunitas ini namun sudah begitu sering saya ikutin untuk sebuah komunitas.

Saya tidak berpikir negatif tentang komunitas ini. Tapi mempertanyakan kepada diri saya sendiri, beginilah komunitas itu berkegiatan. Memiliki banyak orang di dalamnya dan aktivitas yang mulai kurang menarik tentu harus ada sesuatu yang baru agar tali silaturahmi tetap terjaga.

Saya masih begitu trauma dengan yang namanya komunitas sebenarnya. Dan makanya lebih baik menjadi anggota saja atau kalau tidak penonton setia yang cukup melihat dan merasakan kehangatan kebersamaan.

Membangun komunitas memang mudah dan tentu membutuhkan seorang pemimpin yang tidak sekedar disegani namun pandai mengemudikan komunitas kedepannnya. Dan itu adalah pengalaman berharga bagi mereka yang membangun dari awal.

Kini, aktivitas berbagi kembali hadir lagi. Dan lagi-lagi dari komunitas. Acara pertama yang dilakukan hari minggu kemarin (12/7), bahkan saya saja tidak datang. Bukan saya malas dan malah ikutan acara lain. Emosional yang dibangun membuat saya masih berpikir masak-masak. Apakah ini euforia sesaat atau malah kejadian lama terulang lagi.

Saya mendukung komunitas Instagram terus berinovasi dan aktif berbagi. Mungkin saja saya yang berpikiran negatif tentang diri saya dan komunitas. Mohon dimaklumi. Komunitas yang saya bangun dulunya membuat saya trauma.

Sukses terus buat komunitas Instagram Semarang. Saya dukung dari belakang dulu, yah.

Komentar

  1. Jangan pesimis dulu, tetap akan ada sebuah asa dibalik kisah. Jalani aja semuanya sesuai alur dan passion kita Bro. Salam rindu dari Pontianak... :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun