Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Berharap Tempat Cuci Itu Bersih



Dulu saya tidak tahu kenapa alasan ibu saya menyuruh saya mencuci piring selain meringankan pekerjaan rumah. Apalagi saya anak laki-laki yang berpikir bahwa itu pekerjaan wanita. Kini saya tahu, itulah takdir saya.


Tahun 2015

Saya baru saja selesai membereskan rumah. Duduk sambil memegang smartphone yang seolah mengalahkan eratnya hubungan dengan pasangan. Ya, kalian pasti tahu status lajang saya diusia sekarang.

Mata ini melirik pada pekerjaan yang belum selesai. Tempat cuci piring! Lumayan banyak dan berserakan yang mungkin bagi sebagian pria membiarkan itu ada disana adalah hal biasa.

Apakah aktivitas dulu sewaktu kecil adalah kunci jawaban diusia sekarang? Saya seolah terbiasa melakukannya. Berarti ibu saya benar, mau perempuan atau laki-laki cuci piring itu harus bisa.

Masa kecil seolah membawa saya pergi ke ruang waktu dimana dulu saya pertama kalinya disuruh mencuci piring. Kerasnya saya dan rasa hormat menuruti kata ibu saya menjadi pelajaran berharga dikala usia menginjak dewasanya pria.

Mungkin saya akan jadi kepala rumah tangga suatu hari kelak yang bisa membantu pasangan. Atau juga, saya melampiaskan diri saya tanpa berbuat apa-apa saat melihat pasangan. Entahlah, saya sempat membaca sebuah website tentang mencuci piring bahwa tubuh yang ada disana akan terlihat seksi.

...

Kadang membiarkan sesuatu yang dirasa tidak baik, membuat hati sangat gelisah. Orang yang disuruh dan terbiasa malah menikmati jam tidurnya yang panjang. Rasanya sia-sia bila setiap hari diberitahu.

Sesekali bolehkan, saya tidak setia pada prinsip. Laki-laki yang baik bukan selalu memberitahu, hanya saja membiarkan terjadi lalu diam sambil nonton tv bukankah membuang pikiran negatif. Ah, semoga sadar adalah harapan kecil dari apa yang selalu dinanti.


Komentar

  1. ya, kita senasib hahaha, lagi nggak asik banget di kos, dapur selalu berantakan habis pulang dari pergi. Selalu ada piring kotor, masakan berantakan, lantai menjijikkan, harusnya pulang itu langsung tidur sih, setiap malem harus bersih2 dulu deh, tidur = harus bersih = nyenyak. Dan kalimat terakhir, pengen teriak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh