Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Orgasme Lebih Efektif untuk Melatih Otak Ketimbang TTS dan Catur ?


Ada yah info beginian? Sempat penasaran juga dan setelah membaca ternyata memang ada. Karena masih berhubungan dengan otak, tentu soal imajinasi saat menulis, artikel ini perlu dimasukkan dalam postingan blog ini. Penasaran kan, cek berikut!


Postingan ini terinspirasi dari site intisari-online.com (26/11). Disana disebutkan adanya penelitian terbaru mengungkap ada hal yang lebih efektif untuk melatih otak, yakni mencapai orgasme.

Sensasi yang timbul saat orgasme akan meningkatkan seluruh aktivitas otak. Sebaliknya, jika kita bermain puzzle atau mengisi TTS, memang terjadi peningkatan aktivitas otak, tetapi hanya bagian kecil otak yang aktif.

"Saat orgasme, ada peningkatan aliran darah ke bagian otak. Hal ini menyebabkan nutrisi dan oksigen yang mengalir ke otak menjadi berlimpah," kata Profesor Barry Komisaruk, neuroscientist, yang melakukan penelitian ini.

Dalam penelitiannya, Komisaruk mengukur aliran darah menuju otak saat orgasme. Peneliti ini sudah lama memfokuskan penelitiannya pada mekanisme biologi dan aktivitas otak saat wanita mengalami rangsangan.

Sebelumnya, ia juga melakukan penelitian mengenai bagian otak mana saja yang aktif saat seorang wanita mencapai klimaks. Orgasme juga diklaim bisa menghalangi rasa sakit.

"Kita harus mengetahui bagaimana otak menghasilkan rasa senang saat orgasme. Mungkin saja hal ini bisa mengobati depresi, kegelisahan, adiksi, atau rasa sakit," ujar Komisaruk.

Dalam sebuah penelitian menggunakan pemindaian otak (MRI), diketahui saat orgasme datang, terjadi reaksi mirip ledakan kembang api. Hampir seluruh bagian tubuh berkontraksi, termasuk otak.

...

Kalau dibilang tabu, ya tabu sih. Jadi saya sarankan yang baca ini harus diatas 17 tahun. Haha..ada-ada saja. Meski begitu, meski juga single harus akhirnya kesebut, penelitian ini semacam minuman penyegar disiang bolong. Ada sensasi yang membuat kita tahu cara lain meningkatkan fungsi otak pada saat berpikir atau berimajinasi.

Saya tidak menyarankan yang begitu. Siapa tahu yang sudah memiliki pasangan, konten ini berguna. Apalagi profesi yang akrab dengan mengasah pikiran.

Original Post klik disini.
Gambar : Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh