Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Latihlah Diri Anda Seperti Cermin


Perlakukanlah orang lain seperti Anda ingin mereka memperlakukan Anda. Ini kunci latihan seperti cermin, ketika Anda tersenyum maka Anda pun akan memperoleh senyum dari orang lain, begitu pun sebaliknya.



Senin, 28 Desember 2015. Hari-hari menanti pergantian tahun. Pagi ini cuaca Semarang cerah dan tenang. Saya terus belajar konsisten dengan cara salat. Semoga saja ini benar.

Postingan 'motivasi' ini saya ambil dari majalah Marketing edisi Desember 2015. Banyak sekali inspirasinya. Bahkan saya berpikir mau membuat ebook majalah-majalah yang saya beli ini. Ketimbang rusak karena disimpan. Semoga saja saya tidak dituntut karena menyebarkan ini nantinya.

Lanjut paragraf pertama,

Selain tindakan yang 'fair', ini juga bagian dari apa yang kita peroleh dari perbuatan kita. Ketika kita bertindak curang, maka bersiap-siaplah kita akan menerima karma atas kecurangan tersebut. Dapat juga dengan cara bertanya pada diri sendiri sebelum bertindak, yaitu "Akan menjadi seperti apa perusahaan ini jika orang-orang di dalam tim kerja saya sama seperti diri saya?"

...

Saat menulis ini saya mendengarkan lagu Opick. Nggak penting, ya. Biar saja. Saya hanya bercerita. Jadi kesimpulan tentang postingan ini adalah.

Menjadi baik adalah dambaan semua orang dan bahkan, menjadi baik itu tidak mudah menurut saya. Lakukan yang terbaik pada diri sendiri terlebih dahulu. Tersenyumlah pada cermin, tertawalah, dan katakan baik-baik saja. Maka cermin itu akan memantulkan apa yang kita berikan.

Saya berharap demikian meski sebagian tak pernah berakhir bahagia. Karena hidup selalu punya gelombangnya sendiri-sendiri.

Gambar : Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh