Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

5 Cara Menjaga Kesehatan Otak


Saat ini, harta yang paling berharga bagi saya adalah kesehatan otak. Karena inilah saya bisa tetap menulis blog hingga sekarang. Sama seperti mesin, otak butuh dijaga dan dirawat. Berikut ini 5 cara merawat kesehatan otak.

Saya mencoba menscroll ke bawah halaman blog saya ini. Label atau kategori apa saja yang masih sedikit untuk diisi konten. Begitulah cara saya mempertahankan mood menulis saya agar selalu mendapatkan semangat.

Label kesehatan ternyata ada 10. Sudah lumayan bisa dibilang. Beberapa label malah ada yang cuma isinya 2. Duh tantangan sendiri rasanya.

Cara menjaga kesehatan otak

Kembali soal kesehatan otak, saya menyadurnya dari situs intisari. Nanti lebih lengkapnya, saya sudah taruh link buat melihat yang versi originalnya. Dari sekian cara, bersepeda ternyata masuk juga untuk menjaga kesehatan otak. Langsung saja,

1.Olahraga
Pengamatan studi secara konsisten telah menemukan, seiring bertambah nya usia pada orang dewasa dan orang lanjut usia, olahraga secara rutin dapat menurunkan risiko demensia. Olahraga aerobik khususnya bersepeda atau berjalan, tampaknya sangat bermanfaat bagi kesehatan otak.
Scan otak menujukkan bahwa latihan aerobik dapat meningkatkan aktivitas otak. Selain itu juga menghasilkan sel-sel otak yang baru dan koneksi yang bagus diantara mereka. Sebenarnya tidak hanya aerobik saja, olahraga lain juga dapat membantu untuk menjaga kesehatan otak kita. Contoh seperti latihan kekuatan.

2. Merangsang kesehatan mental
Jika otak tidak dilatih, tentu ia akan kehilangan kemampuannya. Cobalah untuk membaca, mengambil sebuah kursus, mengisi sebuah teka-teki, atau mengejar hobi yang membuat kita berpikir. Hal itu tak lain bermanfaat untuk kekuatan pikiran dan kesehatan otak kita. Melatih otak dapat ‘memperkaya’ kehidupan kita, membuang kebosanan, dan membantu mengobati depresi.

3. Menjalin hubungan sosial
Aktif secara sosial membantu menjaga kemampuan kognitif. Menurut banyak penelitian, ia juga dapat mengurangi risiko demensia pada orang lanjut usia. Termasuk studi tahun 2011 Rush University Medical Center di Chicago. Studi itu mengatakan, kegiatan sosial dapat membantu ingatan seseorang menjadi lebih tajam. Selain itu, hubungan sosial juga dapat bermanfaat pada fungsi otak lainnya.

4. Menjaga tekanan darah
Jangan pernah anggap remeh tekanan darah kita. Hipertensi yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif. Hipertensi juga dapat meningkatkan demensi pada orang lanjut usia. Studi dari Women’s Health Initiative, wanita di atas 65 tahun yang memiliki tekanan darah tinggi, akan berisiko untuk terserang demensia.

Bahkan melukai pembuluh darah kecil di otak hinga menyebabkan stroke. Cobalah untuk menurunkan tekanan darah kita degan melakukan diet sehat dan olahraga.

5. Menjaga berat badan
Ternyata obesitas tidak hanya berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular saja. Obesitas terutama di bagian perut, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Contohnya, sebuah studi neurologi di Swedia yang diikuti 1.500 wanita paruh baya selama 30 tahun.

Mereka yang memiliki rasio pinggang ke pinggul di atas rata-rata, dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan demensia setelah usia 70 tahun, dibandingkan perempuan langsing. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor yang sering berjalan berbarengan dengan obesitas. Seperti hipertensi, diabetes, hingga kurangnya aktivitas fisik. 

...

Semoga bermanfaat buat yang baru tahu. Dan untuk blogger, ini sangat rekomendasi.
Sumber link klik di sini.

Artikel terkait kesehatan :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh