Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga. Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Review] Kopdar Blogger Semarang Bulan Maret
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Rasa khawatir dan lelah terbayar dengan foto diatas ini. Kopi darat atau kopdar yang dilaksanakan ketiga kalinya selama tahun 2016 ini lebih dari cukup. Terima kasih buat yang telah hadir.
Awal bulan Maret, saya sudah pesan tempat di rumah Albi yang ada di sebelah rumah sakit Telegorejo. Alasan mengambil tempat ini karena selain dekat Simpang Lima sehingga transportasi mudah, itu juga karena tempat ini ruangannya gratis dan digunakan bebas yang dilengkapi AC dan proyektor.
Mengapa tidak di Tongji lagi? Saya merasa tidak nyaman dan tidak bebas saat di sana. Apalagi suara orang yang hadir juga di sana. Tidak ada tawa, sekedar menahan tawa dan berakhir tanpa sendawa.
Kacang dan kopi
Satu jam sebelum ke rumah Albi, saya mendapat pesan kalau rekan saya, Iyot, sudah tiba di lokasi. Aih.. tumben nih anak tepat waktu. Saya bilang memang jam 14.30 acaranya dimulai, sebenarnya jam 3 sore. Beberapa orang yang hadir benar-benar tepat waktu, salut buat mereka.
Saya sudah berencana kopdar kali ini lebih santai dan nyaman dengan menikmati kacang rebus dan kopi hangat (beli di Alfamart, gelas kecil harga 5 ribuan). Sayangnya, kacang rebusnya tidak ada. Padahal biasanya ada disekitar bawah gedung ekstensi mal Ciputra dan Matahari. Aih..gagal deh.
Mereka yang tidak hadir
Saya harus kembali mengeluh meski usia saya tidak muda lagi. Padahal kopdar ini bukan komunitas, hanya sekedar silaturahmi sebulan sekali. Apa susahnya, sih.
Beberapa orang tidak hadir pas hari H. Ini mengejutkan sekali mengingat saya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Padahal saya sudah terhubung dengan mereka via online. Manusia, seperti itulah mereka.
Parahnya, saya mengundang komunitas tumblr Semarang juga tidak hadir. Padahal saya sudah mendatangi mereka saat kopdar mereka beberapa minggu sebelum kopdar Maret ini. Mungkin saja, omongan saya dengan mengundang secara langsung dianggap angin lalu. Padahal saya saking menghormatinya mendatangi mereka dan berharap mereka datang. Lain kali, saya tidak melakukannya lagi.
Ngapain kopdar kali ini
Saya sudah berkoordinasi dengan beberapa teman bahwa acara kopdar kali ini saya ingin berbeda. Ini bukan kelas berbagi, motivasi, seminar, workshop atau apalah yang saat ini sedang ngetrend.
Kita datang dan bercengkrama saja, bercerita tentang apa yang terjadi sekarang. Buat orang seperti saya, interaksi dan silaturahmi sangat penting. Mengapa?
Karena interaksi selama ini biasanya lewat media sosial dan meskipun bertemu di acara offline, itupun acara undangan dari brand atau perusahaan. Maknanya berbeda, kadang terlalu serius di sana hanya say hello.
Buat mereka yang baru pertama kali ikutan atau ingin mendapatkan pengalaman baru, tentu obrolan selama kopdar dapat langsung memotivasi karena langsung dari pengalaman orangnya. Dengan suasana yang santai, tempat duduk yang nyaman dan sejajar, kita bisa berbagi apapun. Yang baik diambil dan yang buruk dijadikan pelajaran. Yang penting dari semua itu, kita tertawa bersama-sama.
Temanya ya gak jauh-jauh dari perkembangan media sosial. Karena saya punya pengalaman sebagai blogger, ya saya cuma cerita tentang ngeblog dan sebagainya. Yang lain, seperti mas Agus, ia bercerita tentang komunitasnya yang konsen ke mahasiswa dan beasiswa. Yang bisnis cerita soal bisnis.
Intinya, kita mengobrol dan bercerita tentang diri kita sendiri. Oh begitu, oh begini. Sambil makan kacang dan ngopi. Yang dapat mengakhiri obrolan ini cuma waktu kok. Mengingat saya cuma menyewa tempat hanya 2 jam saja.
...
Saya kecewa dengan mereka yang tidak hadir. Bukan kecewa karena kepercayaan saya dihancurkan atau minta dihormati. Saya kecewa karena kita hanya bisa bertemu atau silaturahmi sebulan sekali, dan mereka malah tidak hadir. Butuh 2 bulan lagi atau tetap mengandalkan silaturahmi online yang wadahnya dibuat pun masih belum juga terbangun.
Apalagi pemberitahuannya awal bulan atau rutin tiap bulan. Mereka yang tahu, malah tidak datang. Mereka yang diundang dengan rasa hormat pun tidak datang. Hmm.. mengeluh lagi.
Kabar baiknya, acara ini kehadiran teman-teman dari Internet Club Unisbank yang salah satu pentolannya membawa mereka hadir. Saya sempat bingung karena yang hadir banyak dan mereka juga baru selesai acara. Pasti otak mereka masih tegang karena acara, saya ingin mereka duduk dan bersantai di sini. Semoga begitu sih harapannya.
Beberapa yang hadir ada yang baru pertama kali, terima kasih juga. Maaf kalau harapannya tidak sesuai semisal berharap ada kelas berbagi dan pembicara. Kopdar saya selalu berbeda. Dan saya tidak ingin kita bertemu dalam ketegangan disebuah acara.
Next Kopdar, saya tidak berjanji untuk melakukannya kembali. Tapi saya tetap berharap, saya bisa bersilaturahmi mengingat kita tinggal dalam satu kota yang sama. Saya tidak minta dihormati atau dihargai, saya hanya ingin tetap jadi manusia yang normal yang biasa disebut makhluk sosial. Mari tetap membangun ekosistem di kota ini agar terus ada.
*Saya ini aneh, manusia itu sudah tahu seperti itu, masih saja percaya. Apa saya harus percaya sama sepeda lipat saya saja ini :) ".
Salam
Terima kasih buat yang hadir :
Mas Agus (orang yang sering membuat kita tertawa meski kadang terlalu lama bicara)
Iyot (masbro yang datang lebih awal dari saya, maaf telat)
Gita (ini acaramu lho, ya *waktu)
Dhyanara (jurnalis yang seharusnya akhir pekan libur)
Adindanenii (yang selalu hadir)
Kinanti (wajah baru yang hadir dan penyiar radio yang suka Kpop)
Irasulistiana (teman instagram yang baru juga)
Anak-anak IC (Mayang, Fandi, Rizka, Devi, Saraswati, dan lainnya)
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
Mungkin saja saya akan terhanyut tanpa kata-kata bila tidak membaca koran beberapa hari kemarin. Mengenal istilah Cinephile saat ini sepertinya membuat saya begitu bodoh dan entah dari mana aja selama ini. Padahal ini bukan baru buat saya. Terlambat sedikit tidak masalah, bukan? Ada yang baru tahu seperti saya ini???
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
[ Artikel 81#, kategori rumah ] Setelah beberapa tahun belakangan hanya merayakan Idulfitri di Kota Semarang, keluarga si bungsu akhirnya mudik juga ke Kota Samarinda. Sekarang, keluarga kecil tersebut datang dengan tambahan si kecil. Jum'at pagi (28/3), saya mengantar mereka menuju bandara Semarang. Pemberitahuan mereka akan mudik sudah diberitahu satu hari sebelumnya. Sempat khawatir karena kebiasaan ngantar ke Jogja, kirain akan ke sana. Ternyata, bukan. Ngambil cuti Dulu alasan nggak sering mudik karena profesi si bungsu yang sulit mengambil waktu karena profesionya sebagai pelayan masyarakat alias Dokter. Ternyata tahun ini sudah bisa meluangkan waktu untuk balik. Itu adalah kebahagiaan yang luar biasa buat sang istri yang sudah rindu akan rumah karena kelamaan di Semarang. Lebih tenang Kepulangan mereka jadi keuntungan sendiri buat saya yang memutuskan masih tidak mudik. Lagian mau mudik, rumah yang dituju sudah tidak ada. Ada banyak faktor yang membuat saya enggan pul...
[ Artikel 9#, kategori Dibalik Layar ] Ternyata Bus Trans Jateng baru beroperasi jam 2 siang. Padahal niat awal pergi ke Ungaran akan menggunakan transportasi ini. Sedikit usaha dan pengalaman baru yang pada akhirnya indah juga hasilnya. Kisah sederhana perjalanan saya dimulai Sabtu siang (22/8/2020) dengan berjalan kaki dari rumah menuju halte Trans Semarang yang berjarak kurang lebih 1 km. Ya, tidak ada pilihan untuk mengeluh. Lebih dari 15 menit saya menunggu bus setelah saya duduk di halte. Saya lebih menyukai berbagi aktivitas di stories Instagram ketimbang Twitter karena lebih sederhana dan mudah. Sambil menunggu di tengah hiruk pikuk kendaraan yang lewat di depan, saya tetap mengabarin dia. Saya sangat butuh perhatian dia, sekaligus teman perjalanan dan tidak membuatnya khawatir. Bus yang membawa saya dari jalan Majapahit dan sudah berhenti beberapa kali di halte, akhirnya menurunkan saya untuk pindah bus. Sekitar 23 menit perjalanan yang saya catat lewat stories. Saat bert...
Komentar
Posting Komentar