Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Wisata Pria


Selain film American Pie, film yang lainnya yang saya suka adalah 'Hangover'. Film bertemakan seperti ini selalu saja menarik. Apakah ada yang berminat sama seperti saya?

Ngomongin soal film Hangover yang pertama kali tayang di bioskop tahun 2009 tentu tak lepas dari pesta dan wisata para pria. Berbagai petualangan pun menjadi alur cerita dengan membawa masalah yang membuat frustasi.

Tapi, ini bukan cerita film tersebut. Hanya ingin menyamakan saja alur ceritanya, dan juga tak se-ekstrim mereka ketika mendapat masalah.

Wisata Semarang

Ngomongin tempat wisata di Semarang tak ada habisnya. Dan cerita ini sedikit berbeda dengan kunjungan ke tempat wisata yang biasa saya lakukan.

Februari kemarin, saya kedatangan anggota 'Causeway' (nama gank persahabatan dari jaman SMP). Karena identik dengan pria, tujuan wisatanya pun berbeda.

Satu tempat yang selalu diingat ketika mereka datang adalah rileksasi. Disetiap kota, panti pijat selalu ada. Dan di Semarang pun memberikan banyak alternatif untuk itu.

Panti pijat di Semarang jangan berpikir kemana-mana. Ini sekedar membuat tubuh lebih rileks, kalau ada lebihnya itu bonus biasanya. Kadang saya sangat sulit untuk menceritakan apa yang terjadi di dalam.

Puas membawa mereka bersantai dan membuat tubuh rileks, selanjutnya memberi sentuhan pada penampilan yaitu pangkas rambut. Menjamurnya Barber shop di Semarang kadang membuat dilema. Satu tempat yang jadi alternatif adalah Barber shop yang ada di daerah Erlangga.

Puas? Belum, mereka kembali saya ajak pergi ke mal. Tubuh sudah rileks, tampang sudah charming, ini waktunya membuat penampilan lebih menarik lagi. Untunglah ada pameran di Java Supermall, dimana kita dapat barang yang lumayan irit untuk memberi sentuhan pada penampilan.


Terakhir, kuliner. Karena mereka sudah terbiasa datang ke Semarang, maka rekomendasi mereka adalah tempat makan Pakne Heksa yang berada di jalan Mataram. Butuh perjuangan mendapatkan tempat duduknya yang sedikit ini. Saking larisnya pengunjung, tempat duduk jadi sesuatu yang berharga di sini.

Yang wow dari kuliner ini adalah sambelnya yang pedas dan menggigit, kami di sini hanya memesan ayam yang super wuenak (versi kami). Untuk harga memang cukup ramah di kantong terutama buat anggota Causeway.

...

Banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan saat berada di Semarang. Salah satunya wisata para pria yang saya ceritakan ini. Entah apakah besok-besok ada alternatif lain untuk menikmati setiap sudut kota lunpia ini.

Soal panti pijat, jangan bertanya yang tidak-tidak tentang itu kepada saya. Silahkan googling sendiri saja, di sana sudah banyak rekomendasinya. Pada akhirnya sebuah cerita adalah maknanya. Film Hangover atau apapun itu, kebersamaan dan persahabatan adalah benang merahnya.

Selamat datang di kota Semarang

Artikel lainnya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh