Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Selalu Horni Pagi-pagi (Menulis Blog)


Saya jadi terinspirasi dari pertandingan Manchester United, jumat dini hari (26/2). Mereka akhirnya berhasil mengalahkan lawan yang super ajaib dan menginjakkan kaki 16 besar piala Eropa. Lalu, mengapa saya menulis horni?

Terkecoh dengan judul diatas, haha.. Sabar-sabar. Saya bukan ingin melebihkan atau lebay. Tapi ini sesuai dengan aktivitas saya selama ini yaitu ngeblog.

Jadi ceritanya baca situs bola.net yang isinya begini, "Gairah, itu kata yang bagus. Saya sering menggunakan kata 'horni' untuk para pemain," kata pelatih asal Belanda tersebut dalam jumpa pers. (lengkapnya di sini).

Menarik dan kata-katanya membuat pembaca segera mencari tahu. Masa pemain MU pada horni? Ternyata tidak, itu hanya sebuah istilah saja *tersenyum.

Gairah menulis pagi

Kebiasaan menulis blog pagi hari ternyata membuat saya punya kebiasaan unik. Pagi hari itu (baca dini hari), mendapatkan ide itu sangat mudah dan potensial. Layaknya orang horni yang butuh saluran, maka menulis blog adalah jawabannya.

Mengapa saya lebih suka menulis dini hari? Ini hanya sebuah kebiasaan yang dibangun beberapa tahun belakangan. Jadi tidak heran bila ini semacam aktivitas yang biasa dilakukan.

Untuk mendapatkan gairah menulis pagi juga harus mengorbankan jam tidur normal saya sebenarnya. Dimana jam tidur tersebut harus membuat saya lebih cepat memejamkan mata di bawah jam 10 atau 9 malam. Paling cepat sih, jam 8 biasanya.

...

Jadi soal judul diatas sebenarnya hanya sebuah perumpaan saja. Ada yang terkecoh, semoga tidak. Jika iya, saya berhasil mengelabui Anda. Tebak, dimana kameranya (gaya ala supertrap).

Jika saya selalu horni, eh, bergairah menulis pagi hari, bagaimana dengan Anda? Kapan anda horni/bergairah? Coba masukkan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini.

^_^

Mungkin mau baca juga artikel 'blog' berikut ini :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya