Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Selalu Horni Pagi-pagi (Menulis Blog)


Saya jadi terinspirasi dari pertandingan Manchester United, jumat dini hari (26/2). Mereka akhirnya berhasil mengalahkan lawan yang super ajaib dan menginjakkan kaki 16 besar piala Eropa. Lalu, mengapa saya menulis horni?

Terkecoh dengan judul diatas, haha.. Sabar-sabar. Saya bukan ingin melebihkan atau lebay. Tapi ini sesuai dengan aktivitas saya selama ini yaitu ngeblog.

Jadi ceritanya baca situs bola.net yang isinya begini, "Gairah, itu kata yang bagus. Saya sering menggunakan kata 'horni' untuk para pemain," kata pelatih asal Belanda tersebut dalam jumpa pers. (lengkapnya di sini).

Menarik dan kata-katanya membuat pembaca segera mencari tahu. Masa pemain MU pada horni? Ternyata tidak, itu hanya sebuah istilah saja *tersenyum.

Gairah menulis pagi

Kebiasaan menulis blog pagi hari ternyata membuat saya punya kebiasaan unik. Pagi hari itu (baca dini hari), mendapatkan ide itu sangat mudah dan potensial. Layaknya orang horni yang butuh saluran, maka menulis blog adalah jawabannya.

Mengapa saya lebih suka menulis dini hari? Ini hanya sebuah kebiasaan yang dibangun beberapa tahun belakangan. Jadi tidak heran bila ini semacam aktivitas yang biasa dilakukan.

Untuk mendapatkan gairah menulis pagi juga harus mengorbankan jam tidur normal saya sebenarnya. Dimana jam tidur tersebut harus membuat saya lebih cepat memejamkan mata di bawah jam 10 atau 9 malam. Paling cepat sih, jam 8 biasanya.

...

Jadi soal judul diatas sebenarnya hanya sebuah perumpaan saja. Ada yang terkecoh, semoga tidak. Jika iya, saya berhasil mengelabui Anda. Tebak, dimana kameranya (gaya ala supertrap).

Jika saya selalu horni, eh, bergairah menulis pagi hari, bagaimana dengan Anda? Kapan anda horni/bergairah? Coba masukkan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini.

^_^

Mungkin mau baca juga artikel 'blog' berikut ini :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh