Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Review & Nonton Streaming Film Bollywood : Khoobsurat (2014)
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Film ini bukan saja menginspirasi saya tentang sesosok wanita yang tangguh, menyenangkan dan tidak mudah menyerah. Lebih dari itu, ia sangat mencintai pria tersebut namun sang pria ... ah sudahlah. Lihat saja trailernya di bawah ini.
Film ini berdurasi 127 menit atau 2 jam 7 menit. Tumben tidak 3 jam, tapi janganlah. Ini saja sudah panjang durasinya. Pasti sangat puas.
Pemainnya sendiri ada Sonam Kapoor untuk pemeran wanita utamanya. Sosok yang juga bisa ditemukan di film Dilwale. Dan doi merupakan anak dari aktor senior Bollywood, Anil Kapoor.
Sedangkan pemain prianya ada Fawad Khan. Saya akui pesonanya di film ini sebagai pangeran sangat perfect alias sempurna. Siapa coba tidak ingin tampang begitu sebagai inspirasi roll model.
Keduanya, yang pasti umurnya tidak muda lagi. Kurang lebih sama seperti saya hahaha... Mereka umurnya di atas 30 semua. Cantik dan ganteng!
Ceritanya
Penonton akan disuguhi sebuah keluarga kerajaan di jaman modern. Kaya dan kaya, siapa tidak ingin berada di sana. Masalahnya, mereka butuh sentuhan kebahagiaan yang tidak didapat dari dalam.
Akhirnya datanglah keajaiban dari seorang dokter fisioterapi yang cantik dan bersemangat. Penuh senyum tawa dan dapat mengubah kekakuan yang sebelumnya bertahan cukup lama. Istilahnya mendobrak kultur yang sudah dibuat.
Sonam yang berperan sebagai Dr. Mrinalini 'Milli', berasal keluarga sederhana yang memiliki ibu doyan skype. Sedangkan Fawad berperan sebagai Vikram Singh Rathore, yang kaku dan sudah punya tunangan.
Setelah keduanya dipertemukan, Mili yang bertugas menyembuhkan Ayahnya Vikram akhirnya jatuh cinta pada Vikram. Keduanya sama-sama jatuh cinta terlepas permasalahan keluarganya. Meski begitu tidak semudah apa yang diinginkan. Vikram belum bisa membalas cinta Mili.
...
Penggemar Bollywood tentu tidak akan menyesal menonton film ini. Yang menarik dari film ini adalah produksinya. Film ini diproduksi oleh Walt Disney Pictures. Film yang dibuat tahun 2014 ini bisa nemenin aktivitas Anda. Masih kurang reviewnya bisa cari di wikipedia ini.
Saya selalu senang dengan film yang dapat membuat adegan tawa tapi tetap sedih. Maksudnya begini, kondisi ceritanya memang sedih, tapi pemainnya seolah membuat tegar dengan senyum dan mengatakan baik-baik saja. Padahal kalau pake perasaan, itu sedih banget. Nah, film ini dapat banget feelnya.
Yasudah kalau mau nonton full movienya, di Youtube banyak kok. Salah satunya di bawah ini.
Tapi kalau mau yang ada bahasa Indonesianya, bisa langsung direct ke link DI SINI. (Nonton streaming).
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Postingan ini terinspirasi dari komentar dari dalam blog ini sendiri. Padahal dari awal, blog merupakan tempat personal branding seseorang. Bila digunakan untuk personal, ia biasanya akan mengisinya dengan curhat, portofolio dan aktivitas. Bagi perusahaan, blog merupakan cerita dibalik mereka sendiri.
Pernah merasakan manisnya dikejar gebetan yang tak menghiraukan bagaimana sakitnya setelah putus suatu hari nanti. Dan akhirnya mereka menjadi pasangan yang selalu setia, pandai mendengar, selalu memberi motivasi untuk saling menguatkan dan menceritakan hal-hal kecil yang tak pernah mereka ceritakan kepada orang lain. Kini setelah putus, jangan berharap cerita manis diawal akan sama. Perlu diketahui terlebih dahulu, sifat buruk ini bukan berarti semua pria diumur 29 tahun akan sama. Ini sebuah judul yang menarik dan penulisnya saja yang mengalami. So, baca saja ceritanya. Kamu seperti kekanak-kanakan, deh. Kenapa tiap punya mantan, hobinya ngajakin balikan. Tiba-tiba saja kalimat tersebut terlontar dalam sebuah pesan singkat yang terkirim buat saya yang memang berusaha berkomunikasi dengan mantan. Seperti kena serangan jantung tiba-tiba. Dan saya membencinya, marah dan kesal. Marahnya kepada momen yang waktu ia sampaikan. Saya memang bermaksud berbaikan dengan mant...
Komentar
Posting Komentar